MAKASSAR – Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) VII melakukan uji terap traktor berbahan bakar Bright Gas. Dalam uji coba penerapan elpiji non-subsidi sebagai bahan bakar traktor ini, Pertamina menggandeng salah satu kelompok tani yang berada di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Jenis traktor yang digunakan pada uji terap ini adalah traktor tangan di mana jenis traktor ini sering digunakan oleh umumnya petani di Kabupaten Sidrap untuk membajak sawah. Sedangkan Bright Gas yang digunakan adalah Bright Gas ukuran tabung 5,5 kg. "Uji terapnya dilakukan sejak awal Februari ini," ujar Unit Manager Communication & CSR MOR VII.
Keunggulan dari penggunaan Bright Gas sebagai pengganti bahan bakar traktor ini, menurut Hatim diantaranya karena Elpiji jenis Bright Gas telah memiliki teknologi Double Spindel Valve System (DSVS) yang membuat Bright Gas dua kali lebih aman dalam mencegah kebocoran pada kepala tabung. "Jadi sangat aman," ujarnya.
Selain itu, Bright Gas juga telah memiliki Cap Seal Hologram, Laser Marking Unique Code dan fitur Optical Color Switch (OCS) yang berguna untuk keamanan, jaminan kualitas dan ketepatan isi elpiji pada tabung sekaligus sebagai proteksi supaya tidak dapat dipalsukan.
Alasan lain dipilihnya Bright Gas juga, masih menurut Hatim, lantaran produk ini telah dilengkapi dengan stiker petunjuk penggunaan tabung LPG yang aman dan jaminan kualitas produk yang telah sesuai dengan standar dan mutu BBG LPG di dalam negeri.
Masih menurut Hatim, inovasi ini dilakukan dalam upaya mendukung program pemerintah yakni konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). "Dengan adanya traktor berbahan bakar Bright Gas ini diharapkan dapat menggantikan traktor berbahan bakar solar sehingga sedikit banyak bisa mengurangi beban subsidi pemerintah," ujarnya.
Hatim berharap traktor berbahan bakar Bright Gas ini dapat menjadi primadona baru di kalangan kelompok tani. "Sehingga program konversi dapat berjalan dengan baik," tutupnya.*MOR VII