KAMOJANG- Gedung Dipa Bramanta PT PGE Area Kamojang kembali dipadati oleh puluhan peserta yang hadir pada pelatihan sadar wisata bertajuk “Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Destinasi Pariwisata di Desa Wisata Geothermal Area Kamojang”. Pelatihan ini merupakan implementasi dari kerja sama PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang dengan Kementerian Pariwisata yang ditandatangani oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara dengan Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin pada akhir tahun lalu.
Dalam pelatihan yang diadakan selama dua hari tersebut, Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Oneng Setya Harini menyatakan, masyarakat lokal memiliki posisi dan peran penting dalam proses pengembangan serta memiliki hak dan kesempatan untuk turut ambil bagian sebagai penerima manfaat/pelaku usaha kepariwisataan di daerahnya.
Oleh karena itu, komponen masyarakat dan perwakilan kelompok-kelompok mitra binaan PT PGE Area Kamojang mulai dari Kelompok Penggerak Desa Wisata Laksana, Bank Sampah Sangkan Amanah, Kelompok Tani Kopi Wanoja, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) An-Nur, PKEK (Pusat Konservasi Elang Kamojang), dan HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia) hadir dalam pelatihan tersebut. Termasuk juga pelaku kuliner, homestay, kelompok seni serta karang taruna turut mendukung upaya pengembangan Desa Wisata Geothermal Kamojang.
Desa Wisata Geothermal Kamojang memiliki berbagai potensi pariwisata mulai dari wisata alam Kawah Kamojang, kuliner khas Borondong, wisata penangkaran elang, berbagai atraksi kesenian daerah seperti seni terbang, karinding, pencak silat, atraksi domba hias hingga wisata edukasi melalui Geothermal Information Center (GIC) yang dikelola oleh PGE Area Kamojang. Namun, kelompok penggerak wisata di desa merasa pengelolaan desa wisata masih belum maksimal dikarenakan keterbatasan kapasitas dari para pelaku yang terlibat.
Dalam pelatihan yang dimulai pada 6 September lalu tersebut, Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid sekaligus praktisi yang telah lama berkecimpung dalam pengelolaan desa wisata Budi Setiawan membekali peserta dengan berbagai materi yang dapat langsung dipraktikkan. Di antaranya, etika menjamu tamu, table manner, kewirausahaan, sapta pesona, serta materi utama strategi pendekatan pengembangan usaha masyarakat destinasi pariwisata.
Peserta merasakan semua materi yang diberikan bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan mereka dalam mengelola desa wisata.
“Saya beserta kawan-kawan berterima kasih sekali kepada PGE yang sudah memfasilitasi pelatihan ini,” ungkap Saepul Rachman, Sekretaris Kelompok Penggerak Desa Wisata Laksana.
Upaya peningkatan kapasitas penggiat pariwisata Desa Wisata Geothermal Kamojang ini diharapkan tidak berhenti pada pelatihan saja, tapi harus diimplementasikan agar desa wisata dapat maju dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Apa yang diperoleh di sini, sebisa mungkin coba diaplikasikan di lapangan sehingga dapat dengan penuh profesionalisme yang tinggi dalam mengelola pariwisata di sekitar Kamojang,” ujar Wawan di hadapan sekitar 40 peserta pelatihan.•PGE