JAKARTA –PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berpartisipasi dalam webinar Achieving Indonesia Net Sink FOLU 2030 Through Forest Restoration and The Community Livelihood Improvement Programme yang digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka partisipasi Indonesia di UN Climate Change Conference 26 (COP26) yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu 3 November 2021.
Pembahasan utama dalam acara ini adalah bagaimana mencapai Net SINK FOLU di tahun 2030 melalui program restorasi hutan dan peningkatan pemberdayaan masyarakat secara luas.
Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE Tafif Azimudin memaparkan materi mengenai peran PGE pada hutan dan lahan di Indonesia dengan memperhatikan aspek Environmental, Social, & Governance (ESG).
“PGE selalu memperhatikan aspek ESG, dimana PGE dalam operasionalnya berada di hutan Indonesia, maka dari itu PGE berkewajiban untuk merawat lingkungan dengan cara melakukan reboisasi dan restorasi lahan yang jauh lebih besar dari yang sebelumnya digunakan agar bisa lebih baik dalam menjaga lingkungan,” ujar Tafif.
“Energi geothermal merupakan energi yang berkelanjutan dan PGE telah melakukan banyak hal untuk terus menjaga lingkungan serta memberdayakan masyarakat lokal demi kelanjutan kehidupan di Indonesia,” tambah Tafif.
Peran PGE dalam webinar ini menjelaskan bagian dari tanggung jawab PGE dalam hal ESG. Khususnya dari sisi environment (lingkungan), sebagai wujud dukungan PGE terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan pemanfaatan energi panas bumi yang ramah lingkungan.
Selain itu, pengembangan penyediaan energi panas bumi yang dilakukan PGE merupakan wujud dukungan dan memenuhi komitmen goal ke tujuh SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu memastikan akses energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern bagi bagi semua (affordable and clean energy).
PGE saat ini mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi, dimana dalam Wilayah Kerja tersebut telah terbangkitkan listrik panas bumi sebesar 1877 MW, yang terdiri dari 672 MW yang dioperasikan sendiri oleh PGE dan 1205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama.
Kapasitas terpasang panas bumi di Wilayah Kerja PGE tersebut berkonstribusi sebesar sekitar 88% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,5 juta ton CO2 per tahun. *PGE