Jakarta - “Where is a will, there is a way.Dimana ada kehendak, di sana akan ada jalan.” Hal tersebut dikatakan Menteri ESDM Jero Wacik ketika memberikan sambutannya dalam acara signing ceremony agreement kerjasama PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) dengan Auckland Uniservices The University of Auckland New Zealand dalam bidang Capacity Building ahli panas bumi Indonesia. Penandatanganan dilakukan di aula Gedung Kementerian ESDM pada Senin (12/11) antara Dirut PT PGE Slamet Riadhy dan Kelvin Keh, Business Manager Auckland Uniservices, disaksikan Duta Besar Selandia Baru David Taylor.
Jero Wacik menegaskan bahwa pemerintah menyadari kebutuhan energy setiap tahunnya akan terus meningkat secara signifikan. Apalagi dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata diatas 6% setiap tahunnya.
Jero berharap agar MoU ini harus segera ditindaklanjuti. New Zealand punya pengalaman dan keahlian dalam bidang geothermal, sementara Indonesia punya sumber daya panas bumi terbesar di dunia dengan potensi 30.000 MW. “ Ïni harus kita kembangkan secepat-cepatnya agar menjadi listrik atau energy,” tandasnya.
Perjanjian ini merupakan tindak lanjut atas penandatanganan arrangement antara Menteri ESDM dan Menteri Perdagangan Selandia Baru dihadapan Presiden RI dan PM Selandia Baru di Jakarta pada 17 April 2012 yang lalu, yang dilanjutkan dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara PGE dengan GEONZ (Geothermal New Zealand).
Slamet Riadhy menyatakan setiap tahun akan dikirim 20 orang untuk belajar geothermal di Auckland, karena PGE membututhkan banyak geosciences dan engineering geothermal. “Saat ini kita sedang membangun secara paralel 10 proyek. Untuk ini kita hanya punya 15 geosciences dan engineering, padahal seharusnya kita punya sekitar 40 sampai 50 orang”.
Penandatanganan agreement antara PGE dengan GEONZ hanyalah satu dari empat yang akan ditandatangani. Pertama, bidang capacity building geothermal. Kedua, bidang laboratorium geothermal dan pelaksanaan regional survey. Ketiga, bidang optimasi utilisasi geothermal blind recycle and multi studies condensing turbine. Dan yang keempat, bidang kerjasama operasi.