JAKARTA - Membaiknya kondisi harga minyak mentah dunia menjadi salah satu stimulan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menaikan target produksi sepanjang 2018 sebesar 71.522 barel minyak per hari (BOPD). Angka tersebut, ternyata di atas target produksi tahun lalu (64.000 BOPD). Demikian pula target produksi gas meningkat ke level 776 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dari sebelumnya 652 MMSCFD pada 2017. “Seiring mulai pulihnya harga crude dunia, serta kinerja produksi yang positif tahun lalu, memberikan harapan signifikan bisnis hulu migas akan kembali normal dan lebih atraktif,” ungkap Presiden Direktur PHE, R Gunung Sardjono Hadi di Jakarta, Selasa (13/2/2018).
Lebih lanjut, Gunung menjelaskan telah tiga tahun berturut-turut kinerja produksi PHE berhasil melampaui target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).
Pada 2017 lalu, PHE sukses membukukan produksi minyak sebesar 69.300 BOPD atau 107,5% dari target RKAP 2017 (64.500 BOPD). Sementara produksi gas tertahan di 723,5 MMSCFD atau 94,1% dari target (768,5 MMSFCD). Meski demikian, jika dibanding dengan produksi 2016 masih lebih unggul. “Kinerja produksi minyak tahun lalu berasal dari PHE Offshore West Java (ONWJ), PHE West Madura Offshore (WMO), PHE OSES (Offshore South East Sumatera), dan dari Blok CPP yang dikelola oleh Badan Operasi Bersama (BOB) PHE dengan PT. Bumi Siak Pusako (BSP). Untuk produksi gas disumbang oleh PHE ONWJ, PHE Tomori Sulawesi, PHE NSB & PHE NSO, dan PHE Corridor,” imbuh Gunung. Menurut Gunung, dalam tahun 2018, ini PHE juga menganggarkan dana investasi sebesar US$ 537 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun. Anggaran ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$ 507,7 juta.
Selaku salah satu asset PHE yang termasuk kedalam kelompok 4 besar penghasil minyak melampaui target tahun lalu, BOB PHE-BSP mencatat produksi sebesar 5807,5 BOPD atau 102,6% dari RKAP 2017 (5.675 BOPD). Menurut Riry Wurestya Hady, General Manager BOB PHE- BSP, produksi minyak tersebut didapat dari berbagai upaya dan inovasi operasi yang dilakukan, di antaranya: (1) Mempertimbangkan keekonomian sumur dalam setiap pekerjaan perawatan (well service) yang realisasi kegiatannya sepanjang 2017 sebanyak 230 job dengan gain 246 ribu barel minyak (MBO). (2) Memprioritaskan rig pada sumur dengan potensi besar. (3) Memproduksikan sumur Cadas Minyak-1 yang merupakan sumur temuan eksplorasi pada 2013, dengan lingkup kegiatan meliputi pembangunan flowline dan pemasangan Artificial Lift, Trafo dan Junction Box. (4) Melakukan optimalisasi waterflood.
Disamping itu, tambah Riry dilakukan juga dua kegiatan reaktivasi sumur lama yang suspended. masing-masing sumur Butun-027 dengan pekerjaan perforasi di zona produksi batupasir pada kedalaman 4.050 ft dan 3.940 ft. dengan puncak produksi 205 BOPD, serta sumur Idris-01 dengan pekerjaan perforasi di zona batupasir pada kedalaman 1.950 ft, dengan puncak produksi 569 BOPD. “Terkait dengan QHSSE, BOB PHE-BSP berhasil meraih sertifikat OHSAS 18001 yang berlaku hingga Februari 2020. “Kami juga sudah mendapatkan sertifikat SMK3 pada 2017 kemarin dengan capaian 32.482.871 jam keselamatan kerja,” pungkas Riry mengakhiri penjelasan.•DIT. HULU