PHE Melaju Menembus Kabut Wilayah Tabu

PHE Melaju Menembus Kabut Wilayah Tabu

PHEONWJ-LIMAFlowsatationJakarta – Wilayah kerja migas di lepas pantai, semula merupakan daerah terlarang untuk dimasuki Pertamina sejak ia lahir pada 1957 hingga 2009 yang lalu. Suatu kawasan yang diselimuti kepekatan kabut dan tabu, itu setelah setengah abad berlalu ternyata menjadi lahan baru untuk peningkatan produksi Pertamina yang terus melaju. Tepatnya, sejak Pertamina mengakusisi blok Offshore North West Jawa (ONWJ) pada 2009, larangan itu sudah tak laku. Kiprah Pertamina di wilayah laut tak pernah surut, malah semakin jaya karena produksi di blok  tersebut terus  terdongkrak,

 

Di bawah pengelolaan Pertamina Hulu Energi (PHE) produksi Blok ONWJ naik dari tahun ke tahun. Seperti pada 2013, Blok ONWJ mampu memproduksi minyak sejumlah 38.300 BOPD. Raihan tersebut melampaui target yang dipatok, yakni 38.000 BOPD. Selain itu, produksi gas pun terus meningkat. Tahun lalu mencapai angka 181 MMSCFD, di atas target awal sebesar 175 MMSCFD. Untuk menjaga kesinambungan produksi yang terus meningkat, tidak ada pilihan lain kecuali tanpa henti melakukan kegiatan pengembangan, seperti Lapangan ‘UL’. “Lewat keberhasilan pengembangan lapangan ‘UL’, sejak Februari 2014 yang lalu telah berkontribusi dalam menambah produksi minyak ONWJ sebesar 2.200 BOPD, serta gas sebanyak 9,5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD),” papar Direktur Utama PHE, Ignatius Tenny Wibowo beberapa waktu yang lalu.

 

Lebih lanjut, menurut Tenny kibaran bendera Pertamina lewat PHE di wilayah kerja offshore dari waktu ke waktu semakin tinggi. Fakta itu terekspose melalui keberhasilan dalam mengelola Blok West Madura Offshore (WMO). Sentuhan tangan dingin para jawara PHE, mengangkat blok yang berada di Lepas Pantai Jawa Timur Bagian Utara, itu semakin berjaya. Produksinya, yang  sempat anjlok hingga 13 ribuan barel per hari pada kwartal-I/2011 ketika masih ditangan operator lama, Kodeco, sejak dikelola Pertamina 7 Mei 2011 angka produksi blok tersebut terus meningkat. “Pada akhir 2013 produksi harian blok WMO mencapai 24.993 BOPD dan produksi gas 125 MMSCFD. Angka tersebut merupakan pencapaian produksi minyak tertinggi dalam sejarah WMO,” imbuh Tenny

 

Kemudian, ia menambahkan bahwa kesuksesan PHE dalam mengelola blok migas di lepas pantai, seperti Blok ONWJ dan WMO membuktikan kompetensi, reputasi, dan profesionalisme sumber daya manusia (SDM) Pertamina tak kalah dibanding perusahaan asing yang kerap digadang-gadangkan pihak tertentu. Di samping itu, lewat prestasi dan reputasi tersebut, Pertamina kini semakin agresif merambah ke lepas pantai dalam mencari potensi baru di Blok Nunukan, wilayah kerja migas di offshore Kalimantan Utara.

 

“Tahun lalu kita menemukan cadangan baru di Blok Nunukan lewat pengeboran taruhan sumur eksplorasi Badik # 2. Diharapkan tahun ini dari lokasi Badik # 3, temuan cadangan juga akan diperoleh, mengingat indikasi awal sudah menunjukkan adanya migas,” ungkap Tenny, optimis terhadap kinerja jajarannya dalam operasi pengeboran di lepas pantai Kalimantan Utara.

 

Kesuksesan PHE di Blok Nunukan mendapat apresiasi dari Direktur Hulu Pertamina (Persero), Muhamad Husen. Dalam acara Management Walk Through (MWT) ke lokasi pengeboran eksplorasi Badik # 3, pada 25/4 yang lalu ia menyatakan bahwa operasi di lokasi ini merupakan salah satu pengeboran yang terbaik. Di samping penyelesaian operasinya yang sesuai program dan tepat waktu, juga berhasil menemukan cadangan baru. “Saya harap, efisiensi dalam operasi pengeboran seperti ini dapat dicontoh dan ditularkan untuk diterapkan di wailayah-wilayah kerja Pertamina lainnya,” himbau Husen. Berdasarkan fakta kepiawaian para jawara PHE dalam mengoperasikan blok migas dilepas pantai maka tidak ada lagi wilayah tabu untuk dimasuki Pertamina. Keraguan atas reputasi anak negeri, kini menjadi sirna.•DIT.HULU

Share this post