JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) berhasil mempercepat pengeboran sumur baru relief well (RW) YYA-1RW, yang berfungsi untuk menutup sumur YYA-1.
Taufik Adityawarman selaku Incident Commander menyampaikan perkembangan penanganan di offshore sampai dengan hari ini, (8/8).
"Tadi pagi kami mendapatkan laporan, untuk saat ini pengeboran RW sudah mencapai kedalaman 2.050 kaki atau 624,84 meter dari targetnya intercept sumur YYA-1 di kedalaman kira-kira 9.000 kaki atau 2743,2 meter," jelas Taufik.
Menurutnya, rig Soehanah yang digunakan untuk pengeboran RW berjarak 1 Km dari anjungan YY dan sudah melalui 3 tahapan yaitu planning design, geophysics and geotechnical serta planning and execution.
"Saat ini Kita sudah di tahap 3 execution, yang sudah dimulai sejak Kamis (1/8/2019) atau dua hari lebih cepat dari rencana semula. Karena memang kita ingin lebih cepat musibah ini selesai," kata Taufik lagi.
Pengeboran sumur relief well YYA-1RW merupakan upaya PHE ONWJ untuk menghentikan gelembung gas di sumur YYA-1 setelah selama satu minggu terakhir melakukan survei untuk menentukan titik sumur dan penempatan menara bor (rig).
PHE ONWJ memakai perusahaan well control kelas dunia untuk mematikan sumur YYA-1 itu yakni Boots & Coots. Perusahaan asal AS itu berpengalaman dan telah terbukti menghentikan insiden serupa sumur YYA-1, dengan skala jauh lebih besar di Teluk Meksiko.
Setelah sumur baru YYA-1RW mencapai titik kedalaman sumur YYA-1 yang ditentukan, maka akan dipompakan lumpur berat dari sumur baru untuk mematikan sumur YYA-1.
"Memang sumur ini akan permanen di abandon, kita kasih pressure dengan lumpur berat (mud) untuk melawan tekanan semburan gasnya, selanjutnya kita semen, planks, dengan perkiraan RW selama 67 hari," ungkap Taufik.
PHE ONWJ terus berupaya secara optimal menahan tumpahan minyak sumur YYA-1 agar tidak melebar ke perairan yang lebih luas dengan melakukan strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan serta mengejar, melokalisasi, dan menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan YYA-1.*HM