PHE ONWJ: Tetap Tangguh Meski Harga Minyak Jatuh

PHE ONWJ: Tetap Tangguh Meski Harga Minyak Jatuh

PHE_ONWJJakarta – “Hingga akhir semester -1/2015 PHE ONWJ (Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java, red) berhasil mencapai produksi rata-rata  sebesar 40.400 barel minyak per hari (BOPD),” demikian ujar Jonly Sinulingga, Executive Vice President/General Manager PHE ONWJ, Kamis (9/7) lalu. Lebih lanjut Jonly menyampaikan untuk produksi gas sepanjang periode yang sama adalah 173 Juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).  Berdasarkan rencana kerja dan rencana anggaran PHE ONWJ, pada 2015, ini Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menetapkan target produksi minyak PHE ONWJ sebesar 40.000 BOPD dan produksi gas bumi 175 MMSCFD.

 

Menurut Jonly, peningkatan produksi tersebut didapat dari kesuksesan proyek pengembangan lapangan UL dan GG yang  beroperasi  sejak 2014 lalu dan menyum­bangkan tambahan produksi cukup signifikan. Lapangan UL memberikan kontribusi  produksi minyak sebesar 2.200 BOPD dan gas bumi 10 MMSCFD. Sementara La­pangan GG mampu menambah produksi gas bumi sebesar 31 MMSCFD dan 150 barel kondensat per hari (BCPD).

 

Selain itu, keberhasilan PHE ONWJ dimaksud dituai juga dari tam­bahan produksi setelah sukses me­lakukan dua proyek krusial, yaitu reaktivasi Lapangan Zulu dan proyek pemasangan Gas Lift Compressor di Lapangan KL. Ke­suksesan reaktivasi Lapangan Zulu pada 31 Mei 2015 lalu, diharapkan akan menyumbang tambahan produksi minyak sekitar 500 BOPD. Sedangkan proyek pemasangan Gas Lift Compressor di Lapangan KL yang selesai pada 14 Juni 2015 lalu, bertujuan untuk menjamin kelangsungan dan efektivitas produksi gas dari lapangan KL sekitar 4.000 BOPD dan 32-38 MMSCFD. “Kedua proyek tersebut, diharapkan mampu berkontribusi dalam pencapaian target produksi migas PHE ONWJ dalam tahun ini dan tahun-tahun mendatang,”  imbuh Jonly mewartakan harap.

 

Riwayat produksi migas di wilayah kerja Blok ONWJ, sejak dikelola Pertamina sebagai operator pada pertengahan 2009, terus menunjukan tren meningkat. Padahal selama periode 2007-2009 ketika blok ini masih ditangani peru­sahaan kelas dunia BP Indonesia, produksi rata-rata ha­nya bergerak di angka 22.000-23.000 BOPD saja. Jejak peningkatan produksi dapat ditelusuri sesuai performance berikut, pada 2010 produksi ONWJ turun menjadi 17.400 BOPD. Hal ini disebabkan operator terdahulu, BP Indonesia tidak melakukan investasi baru dalam menjaga produksi selama periode mendekati pemindahan hak kelola blok ter­sebut. Namun, memasuki tahun kedua ditangan Pertamina, pada 2011 produksinya justru  melonjak ke angka 32.200 BOPD. Selanjutnya, kinerja produksi Blok ONWJ terus meningkat lagi  ke posisi 34.000 BOPD pada 2012. Angka itu terlampaui pada 2013 menjadi 38.300 BOPD, dan ketika tutup tahun 2014 produksi minyak PHE ONWJ mencapai 40.500 BOPD. 

 

Di samping minyak, kinerja produksi gas pun mem­perlihatkan tren peningkatan. Jika pada 2010-2011 sta­bil pada angka 172,7 MMSCFD, sepanjang 2013 me­ningkat menjadi 181 MMSCFD dan di penghujung 2014 naik lagi ke  level 186 MMSCFD.

 

“Penyesuaian aktivitas produksi memang dilakukan dalam menghadapi situasi sulit yang melanda industri migas saat ini. Namun, PHE ONWJ tetap menjaga ke­amanan dan integritas fasilitas, sehingga operasi produksi migas bisa terus berlangsung tanpa ada risiko terhadap keamanan serta keselamatan pekerja dan lingkungan,” pungkas Jonly mengunci keterangan.•DIT.HULU

Share this post