Rembang - Penurunan harga minyak dunia sejak awal tahun 2016 yang tercatat mencapai harga di bawah USD 40 per barel memberikan dampak signifikan bagi para pelaku usaha di bidang minyak dan gas bumi, tidak terkecuali bagi PT Pertamina Hulu Energi dan anak perusahaannya yaitu PHE Randugunting sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Namun di penghujung tahun ini, PHE Randugunting selaku operator Blok Randugunting dipercaya oleh SKK Migas untuk melaksanakan pengeboran sumur eksplorasi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pengeboran Sumur Eksplorasi Randugunting (RGT‐2) yang dilaksanakan pada (21/11), merupakan upaya final pencarian data dan pembuktian keberadaan hidrokarbon di daerah tersebut.
Apabila melihat sejarahnya, 20 tahun lalu, Pertamina pernah membuktikan keberadaan gas bumi melalui pengeboran sumur Randugunting (RGT‐1) yang terletak relatif dekat dengan lokasi pengeboran Randugunting (RGT-2). Namun untuk memastikan keberadaan lebih lanjut atas cadangan gas bumi tersebut, diperlukan konfirmasi ulang agar potensi migas di daerah ini dapat dikembangkan lebih lanjut.
Direktur Eksplorasi PHE, Rudy Ryacudu yang hadir dalam Peresmian Tajak Sumur Eksplorasi Randugunting 2 (RGT-2) di Desa Krikilan, Rembang, Jawa Tengah, pada (21/11), mengungkapkan pentingnya Tajak Sumur RGT-2. “Direksi PHE mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu kelancaran operasi. Pelaksanaan Tajak Sumur ini tidaklah mudah. Kami berjuang untuk diizinkan melakukan pengeboran di Rembang. Ini sangat penting, kami dapat penugasan untuk mencari migas. Sumur Eksplorasi adalah pertaruhan, sebagai pembuktian ada tidaknya Migas,” ujar Rudy.
“Saya berpesan, utamakan standard keselamatan QHSSE, tidak ada toleransi untuk kesalahan yang berakibat mengganggu kelancaran operasi. Sebagaimana diketahui, migas mudah terbakar, aspek keselamatan kerja harus dapat ditaati,” imbuhnya.
Sementara itu, GM Randugunting Abdul Mutalib Masdar menjelaskan, selama proses persiapan pengeboran, PHE Randugunting melakukan upaya maksimal memenuhi seluruh persyaratan yang ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan maupun kebijakan daerah Kabupaten Rembang. PHE Randugunting juga telah melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah, SKPD, Kepolisian, TNI, dan instansi terkait untuk memastikan telah terpenuhinya seluruh persyaratan perizinan termasuk Izin Prinsip Kesesuaian Tata Ruang dan izin yang terkait dengan lingkungan. Untuk perizinan yang terkait dengan lingkungan, PHE Randugunting telah melaksanakan presurvey, demografi lingkungan, analisa UKL/UPL, hingga terbitnya Izin Lingkungan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengeboran RGT‐2. “Semoga selama 40 hari ke depan, kegiatan operasi pengeboran berjalan lancar dan memberikan hasil positif,” harap Abdul Mutalib Masdar.
Bupati Rembang, H. Abdul Hafidz yang ikut hadir bersama jajaran SKPD Rembang mengapresiasi kegiatan yang dilakukan PHE Randugunting. Ia mengingatkan pentingnya sosialisasi di setiap tahapan pelaksanaan pengeboran. “Sosialisasi sangat penting dilakukan di setiap tahapan untuk menghindari salah paham di masyarakat. Saya minta aparat Pemda membantu kelancaran operasi, karena ini untuk kepentingan negara. Lakukan koordinasi, komunikasi & sosialisasi. Semoga eksplorasi Sumur RGT-2 sukses dan membawa masyarakat Rembang lebih baik dan sejahtera,” tambahnya.
PHE Randugunting saat ini berada pada fase eksplorasi tahap 3 yang mana akan berakhir pada bulan Agustus 2017. Dalam kurun waktu 2007 – 2015, PHE Randugunting telah melakukan pengeboran eksplorasi sebanyak 4 sumur, yaitu Djapah Gede (DPG-1), Cempaka Emas (CPE‐1) dan Kenangarejo (KGR‐1) dengan status Dry Hole, dan sumur Wonopotro (WON-1) dengan status Uneconomic Discovery.
Selama kegiatan operasi pengeboran RGT‐2, PHE Randugunting selain menggunakan tenaga ahli pengeboran yang berasal dari Pertamina dan Service Company, juga akan mengikutsertakan penduduk lokal dalam kegiatan operasi pengeborannya.
Sebelumnya, PHE Randugunting juga melakukan serangkaian sosialisasi dan penyaluran program CSR, seperti Randugunting mengaji dan Randugunting berbagi, bantuan pembangunan masjid, rekondisi jalan di sekitar lokasi, dan lain-lain sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk memberdayakan potensi sumber daya lokal dan masyarakat di sekitar lokasi pengeboran.•PHE RANDUGUNTING