JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terus melakukan upaya penanganan intensif terhadap dampak lingkungan dari musibah sumur YYA-1, termasuk bergerak cepat melakukan pendataan awal untuk masyarakat terdampak.
Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal dari Incident Management Team (IMT) PHE Rifki Effendi mengatakan, prioritas pertama adalah mengurangi dampak dari insiden ini sekaligus pendataan yang didukung penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Sebanyak 279 personil kami turunkan untuk melakukan pendataan awal di wilayah terdampak. Kami harapkan hasilnya akan keluar Jumat sore, paling tidak 60-70% datanya sudah selesai dari area terdampak," ujar Rifki Effendi saat konferensi pers Penanganan Sumur YYA-1 di Kantor Pusat Pertamina, pada Kamis (15/8).
Setelah pendataan awal, dilanjutkan ke tahap verifikasi oleh Tim KKP yang akan dibantu oleh pemerintah daerah dari dinas terkait untuk melakukan verifikasi final.
"Rencananya, minggu depan hasil verifikasi sudah jelas sehingga kita dapat memberikan kompensasi bagi warga terdampak. Kita tak ingin masyarakat yang biasanya mendapatkan penghasilan harian jadi terganggu. Insyaallah minggu depan bisa kita salurkan," ungkap Rifki.
Mengenai dampak lingkungan hidup dan community development, PHE ONWJ komit mengembangkan program-program CSR di sekitar wilayah perusahaan karena selama ini mempunyai hubungan yang baik terhadap masyarakat.
Sementara itu, terkait perkembangan penanganan intensif peristiwa sumur YYA-1, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu pada kesempatan yang sama menyampaikan per tanggal 14 Agustus 2019 sumur Relief Well sudah mencapai kedalaman 5.512 kaki atau 1.680 meter.
"Total target adalah 9.000 kaki atau 2.743 meter. Ini lebih cepat dua hari dari yang direncanakan," pungkas Dharmawan H. Samsu.*HM