PHE WMO Dukung Pemerintah dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas untuk LPG

PHE WMO Dukung Pemerintah dalam Pemenuhan Kebutuhan Gas untuk LPG

14-PHE-pertagasGresik – PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) selaku anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), secara resmi mengalirkan Gas Terproses ke PT Perta­mina Gas (Pertagas) pada Jumat, 27 Januari 2017 tepat pada pukul 17.20 WIB,  dan  disaksikan perwakilan SKK Migas, Ditjen Migas, VP Operasi PHE WMO, PT Pertamina EP (Pertamina EP), Pertagas dan PJB UP Gresik. Pengaliran Gas Terproses ke Pertagas tersebut sebagai implementasi atas Perjanjian Jual Beli Gas Terproses (PJBGT), antara PHE WMO, PT Kodeco Energy Co. Ltd., PT Mandiri Madura Barat dan Pertamina EP dengan Pertagas yang ditanda-tangani pada 7 Desember 2016 yang lalu, dengan sum­ber gas berasal dari blok West Madura Offshore (Blok WMO) di bawah opera­torship PHE WMO dan la­pangan Poleng dibawah ope­ra­torship PT Pertamina EP.

 

R. Gunung Sardjono Hadi, President Director PHE menegaskan, ”Pengaliran Gas Terproses ini merupakan langkah nyata komitmen kami mendukung pemerintah dalam pemenuhan ke­bu­tuhan gas LPG.  Hal ini dapat meningkatkan produksi gas PHE WMO dan dapat bermanfaat bagi kebutuhan pasokan gas Elpiji (LPG) pada masyarakat khususnya di Jawa Timur,”

 

General Manager PHE WMO Sri Budiyani me­nambahkan,” Setelah pengaliran Gas Terproses mencapai titik optimalnya, maka PHE WMO selaku wakil penjual akan menyalurkan FEED GAS harian kepada Pertagas pada kisaran 100 MMSCFD, dimana dari jumlah FEED GAS tersebut  diharapkan lean gas yang akan kembali ke sektor hulu sekitar 99.14 BBTUD dan condensate di kisaran 850 BOPD yang merupakan bagian semua pihak dalam hal ini adalah Pemerintah, diikuti para KKKS yaitu PHE WMO, KODECO, MMB dan Pertamina EP. Sedangkan jumlah Gas Terproses yang diharapkan terserap oleh Pertagas pada kisaran 21.76 BBTUD.”

 

Sri Budiyani selanjutnya menjelaskan pengaliran Gas Terproses atas PJBGT tersebut akan  memberikan nilai tambah bagi seluruh direct stakeholders yang ada, karena dari implementasi PJBGT akan dihasilkan LPG untuk mendukung ke­butuhan LPG domestik, selain daripada itu lean gas yang dikembalikan ke sektor hulu akan langsung dikirimkan ke PT PLN (Per­sero) untuk pemenuhan ke­butuhan gas Pembangkit Jawa Bali (PLN-PJB) sebagai kelanjutan pasokan gas dari Blok WMO kepada  PLN-PJB selama ini. Nilai tambah bagi sektor hulu, dengan adanya kondensat yang dikembalikan ke sektor hulu, akan memberikan kontribusi atas target lifting Pemerintah untuk tahun 2017.

 

Terkait harga penjualan Gas Terproses tersebut, dengan tren harga LPG yang meningkat, maka sektor hulu mempunyai harapan menikmati windfall formula atas harga LPG tersebut nantinya, mengingat Harga Gas Terproses berdasarkan Gas Floor Price + WindfallFormula, dan untuk tahun 2017 ini Gas Floor Price adalah US$ 6.81/MMBTU yang setiap tahunnya akan mengalami eskalasi sebesar 3%, dengan potensi tambahan dari Windfall Formula, dimana rumus Windfall Formula = 0.25% x (CP Aramco – 525).

 

Pada akhirnya ke­ber­hasilan ini tidak terlepas atas peran serta Pemerintah yang telah memberikan persetujuan untuk seluruh perizinan yang disyaratkan atas komersialisasi gas bumi untuk sektor hulu dan juga peran serta seluruh pemegang participating interest di Blok WMO yang mempunyai komitmen yang sama dengan PHE WMO dalam mendukung pemenuhan kebutuhan gas dan LPG domestik.•PHE

Share this post