PHSS Sukses Lifting Kargo LNG  Gross Split Pertama di Indonesia    

BONTANG – Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS)  sukses melakukan lifting perdana atas penjualan Liquid Natural Gas (LNG) yang merupakan kargo LNG pertama semenjak diterapkannya pengelolaan Wilayah Kerja Migas dengan skema Gross Split di Indonesia, pada Minggu (11/11/2018). Volume lifting perdana tersebut satu kapal atau kargo. Itu setara 146.000 meter kubik (m3).

Direktur PT Pertamina Hulu Sanga Sanga Andi Wisnu menyatakan terima kasih atas dukungan  semua pihak yang telah membantu proses komersialisasi dan monetisasi LNG dari WK Sanga Sanga ini mulai dari masa persiapan, pemrosesan, hingga pengapalan LNG dari kilang LNG Badak di Bontang Kalimantan Timur.

"Ini merupakan keberhasilan semua pihak yang saling berkontribusi untuk ketahanan energi di Indonesia. Mulai dari peralihan kontrak yang berjalan baik hingga proses pengapalan semua berjalan dengan baik,” ungkap Andi Wisnu.

Pada kesempatan yang sama Manager LNG Commercial PT Pertamina (Persero) Heri Hariyanto mengungkapkan dengan skema gross split yang sekarang dilakukan tetap tidak mengurangi kinerja perusahaan. Ia menyampaikan ke depannya kinerja Pertamina group terus ditingkatkan untuk menjaga ketahanan energi di Indonesia.

"Ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan yang menjalankan skema gross split, dengan demikian kinerja dan koordinasi rekan-rekan di lapangan semakin ditingkatkan kembali," imbuh Heri.

PHSS merupakan anak usaha dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang ditunjuk sebagai pengelola sekaligus operator di WK Sanga Sanga untuk periode kontrak 8 Agustus 2018 hingga 8 Agustus 2038.

WK Sanga Sanga dialihkelolakan kepada PHSS dengan konsep Gross Split dalam pengelolaannya, berdasarkan Kontrak Bagi Hasil  (KBH) antara PHSS dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 20 April 2018.

Keberhasilan komersialisasi dan monetisasi LNG dalam era Gross Split ini menjadi pembuktian Pertamina sebagai perusahaan migas kelas dunia yang mampu beradaptasi dengan sistem tata kelola baru di dunia industri minyak dan gas bumi di Indonesia.•PHSS/HARI

Share this post