PLI 2012: Ekonomi Hijau Tingkatkan Kualitas Lingkungan

PLI 2012: Ekonomi Hijau Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Jakarta - Pemanasan global, efek rumah kaca, dan kerusakan lingkungan yang menjadi masalah besar bukan saja di Indonesia tetapi dunia. Kalau itu benar-benar terjadi dampaknya bisa cukup besar terutama pada negara-negara seperti Indonesia. Untuk itu, dunia usaha dan masyarakat harus mengantisipasi perubahan iklim dengan menjalankan sustainable development, yang salah satu aspeknya adalah green economic. Demikian dipaparkan Wakil Presiden Republik Indonesia, Budiyono pada saat membuka Pekan Lingkungan Indonesia ke-16 tahun 2012 di Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center, Kamis (14/6).


Sementara itu, menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Bathasar Kambuaya tantangan lingkungan hidup terbesar dewasa ini adalah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim dimana masih belum ada konsensus dunia untuk mengikat negara-negara untuk secara bersama-sama mengatasinya.


Terkait dengan hal tersebut, lanjut Bathasar, United Nation Enviroment Programme (UNEP) menetapkan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2012 adalah "Ekonomi Hijau : Ubah Perilaku, Tingkatkan Kualitas Lingkungan". Makna utama dari tema ini adalah pentingnya melakukan perubahan paradigma dan perilaku masyarakat untuk selalu mengambil setiap kesempatan dalam lingkungan hidup. Dengan kualitas tindakan demi melindungi dan mengelola lingkungan hidup.


"Sedikitnya ekonomi hijau memiliki empat unsur, yaitu pengentasan kemiskinan; pekerjaan yang layak; pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan internalisasi lingkungan dalam semua aktivitas pembangunan," ujar Bathasar.


Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden RI yang menentukan arah pembangunan dengan empat pilar, yaitu Pro Poor, Pro Jobs, Pro Growth dan Pro Enviroment. Dengan begitu ekonomi hijau yang dimaksud disini adalah untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan.


Pertamina sendiri, selaku perusahaan minyak dan gas bumi milik negara terus berusaha melakukan berbagai gerakan komprehensive dalam menciptakan sustainable development. Adapun gerakan yang telah dan terus dilakukan, menurut Environmental Manager, HSSE T. Parningotan Pasaribu, salah satu gerakan Pertamina adalah menciptakan produk-produk ramah lingkungan dan melakukan pengelolaan limbah.


"Sekarang ini, Pertamina sangat fokus dengan lingkungan. Hal itu sesuai dengan arahan Dirut Pertamina yang mencanangkan melakukan program penanaman 100 juta pohon hingga tahun 2015," ujarnya.


Lebih lanjut T.P Pasaribu mengatakan kegiatan penanaman pohon merupakan langkah awal mengajak masyarakat untuk peduli dengan lingkungan sekitar. "Terutama lingkungan disekitar tempat tinggalnya. Kami memberikan pohon-pohon buah produktif kepada masyarakat untuk ditanam dan dipelihara di pekarangannya, dengan begitu setiap individu mempunyai tanggung jawab dalam merawat tanaman tersebut hingga membuahkan hasil," ujarnya.


Selain memberikan tanaman buah produktif, Pertamina melalui corporate social responsibility (CSR)nya, memberikan pelatihan pengelolaan limbah kulit jagung menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Share this post