JAKARTA – Pertamina kembali menyambut hangat kehadiran BUMN lain yang ingin studi banding terhadap proses bisnis perusahaan. Kali ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan benchmarking ke Pertamina, Rabu (9/10). Senior Vice President Corporate Finance Pertamina Narendra Widjajanto didampingi Vice President Treasury Pertamina Herry Hernawan dan tim SSC menerima tim PLN di Executive Lounge, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta.
Kepala Divisi Treasury PLN Iskandar mengungkapkan, kehadirannya beserta tim keuangan PLN dimaksudkan untuk mendalami pengelolaan Treasury Center Pertamina.
"Menurut kami, Pertamina sebagai BUMN menjadi salah satu role model yang tepat bagi kami untuk menggali lebih dalam pengetahuan tentang proses bisnis keuangan yang komplit. Semoga studi banding ini menjadi salah satu bentuk sinergi antar BUMN dan menjadi wadah untuk belajar,” ujarnya.
Menurut Senior Vice President Corporate Finance Pertamina Narendra Widjajanto, saat ini Pertamina sebagai sebuah company akan melakukan Integrated Multi Tower Shared Service Center. “Ini merupakan sebuah proses yang cukup panjang. Kami terus berupaya maksimal untuk selalu melakukan perbaikan,” jelas Narendra.
Dalam kesempatan itu, Vice President Treasury Pertamina Herry Hernawan menegaskan, Pertamina melakukan transformasi proses bisnis keuangan sejak 2009 hingga saat ini dengan membentuk Treasury Center.
“Treasury Center merupakan salah satu program untuk mewujudkan perbaikan struktur keuangan perusahaan dalam rangka mencapai visi menjadi perusahaan berstandar world class, dengan meningkatkan shareholder values melalui optimizing capital, reduce cost, dan manage risk,” paparnya.
Heri mengungkapkan, sentralisasi fungsi Treasury Pertamina ini dasari oleh beberapa hal. Pertama, perusahaan berupaya untuk dapat mengelola dana konsolidasi perusahaan secara optimal sehingga didapatkan benefit yang lebih besar atas dana perusahaan serta mengurangi kebutuhan atas pendanaan eksternal yang berdampak pada P/L perusahaan secara konsolidasi.
Kedua, BUMN ini berupaya maksimal untuk dapat memonitor likuiditas perusahaan (liquidity visibility) serta harian di seluruh unit kerja dan anak perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen.
Ketiga, Pertamina ingin pengelolaan SDM yang lebih optimal dan kompeten dalam memberikan solusi analitis dan strategis. Keempat, perusahaan sudah memiliki sistem ERP dan Cash Management System (CMS) perbankan yang dapat diutilisasi dalam pengimplementasian Treasury Center.
Terakhir, Pertamina berupaya untuk melakukan stakeholder management secara terpusat, antara lain dengan Bank Indonesia, SKK Migas, Himbara, dan lain-lain, sehingga proses bisnis di bidang keuangan secara konsolidasi lebih efisien.*IN