JAKARTA - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan mendapatkan suplai listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) untuk kebutuhan operasional blok rokan. Hal ini ditandai dengan penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik Uap (SPJBTLU) pada Senin, 1 Februari 2021.
Penandatanganan SPJBTLU yang dilakukan secara virtual tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Ricardo Perdana Yudantoro bersama GM PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Dispriansyah.
Perjanjian tentang jual beli tenga listrik dan uap terbagi dalam dua bagian, yakni masa transisi hanya selama tiga tahun yang dimulai dari 9 Agustus 2021 sampai dengan 8 Agustus 2024, berikutnya yaitu layanan permanen yang dimulai pada 8 Agustus 2024 dengan menginterkoneksikan sistem pada Blok Rokan melalui sistem Sumatera.
Untuk menjalankan kegiatan operasional Blok Rokan, PHR memerlukan pasokan listrik dan uap yang andal dan berkelanjutan tanpa pemadaman ataupun gangguan sekurang-kurangnya sebanyak 265 ribu barrel Stream Per Day (BSPD) Uap dan 270 megawatt (MW) listrik selain dari kapasitas daya listrik PHR sendiri.
Kedua belah pihak meyakini dengan menerapkan teknologi cogeneration untuk memproses Fuel Gas dan Feedwater menjadi listrik dan uap akan lebih efisien serta hemat biaya.
Chief Executive Officer PT Pertamina Hulu Energi Budiman Parhusip menyambut baik sinergi antara PHR dan PLN. “kami mengapresiasi kesiapan PLN dalam penyediaan listrik dan uap untuk PHR, semoga perjanjian tersebut menjadi langkah yang baik untuk kedua perusahaan dalam menjaga ketahanan energi nasional,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Aset SKK Migas Ahmad Priat mengatakan, kerja sama ini merupakan salah satu tantangan bagi kita semua. “Kita yakin perusahaan BUMN ini mampu memberikan nilai yang baik dan sebagai awal yang baik bagi kita semua dalam rangka mengelola Blok Rokan kedepannya, dan PLN membuktikan bahwa anak bangsa bisa memberikan yang terbaik bagi negara.” ujarnya.
Blok Rokan adalah salah satu tulang punggung produksi minyak nasional. Saat ini rata-rata produksi minyaknya mencapai 180 ribu hingga 200 ribuan barel per hari (bph). *ED/TA/HM