Prabumulih Field: Giat Menggali Kiat Peningkat Efisiensi

Prabumulih Field: Giat Menggali Kiat Peningkat Efisiensi

20-hulu CornerJakarta - Menghadapi krisis harga minyak mentah dunia yang telah berlangsung sejak medio 2014, semua perusahan minyak dan gas (migas) khusunya yang bergerak di bidang hulu merekalkulasi portofolio bisnisnya, terutama yang menyangkut aspek keuangan baik untuk dana investasi maupun biaya operasi. Hal tersebut, merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar agar mampu bertahan di tengah badai krisis sambil mencari ceruk peluang untuk tumbuh berkelanjutan. Dalam perspektif tersebut PT. Pertamina EP (PEP) Asset 2 terus berupaya meningkatkan efisiensi di segala lini dengan radikal untuk mempertahankan produksi sesuat target yang dicanangkan. “Langkah-langkah efisiensi secara terukur serta senantiasa mengtutamakan aspek HSSE dalam menjaga tingkat produksi migas di PEP Asset 2, tetap diupayakan dengan serius lewat berbagai kiat dan program,” ungkap Ekariza, General Manager PEP Asset 2 beberpa waktu lalu.

 

Lebih lanjut Ekariza mengatakan, ia dan jajarannya menerapkan empat fokus strategi PEP Asset 2 sepanjang 2016,  yaitu : pertama, memprioritaskan keselamatan kerja; kedua, menyelesaikan permasalahan sosial dan gangguan keamanan; ketiga, mengefektifkan dan mengefisiensikan anggaran; dan keempat, peningkatkan produksi migas, melalui program well intervention, work over, dan juga pengeboran baru (sesuai RKAP). Terkait dengan operasi sumur dalam rangka peningkatan produksi, selama 2016 lalu telah dilakukan pekerjaan-pekerjaan: reparasi 74 sumur, reopening 26 sumur, stimulasi 25 sumur, dan pengeboran baru delapan sumur. Enam pengeboran diantaranya dilakukan di wilayah kerja prima­dona, Prabumulih Field. Sumur-sumur tersebut adalah Talang Jimar (TLJ) – 224, Prabumulih Barat (PMB) - 34, PMB – 35, PMB – 36, PMB – 37, dan PMB – 38. “Kinerja pengeboran Prabumulih Field pada 2016 berhasil melakukan efesiensi biaya operasi hampir 40% dari anggaran yang telah ditetapkan,” ucap Heragung Ujiantoro, Prabumulih Field Manager.

 

Menurut Heragung, penghematan tersebut dipetik dari angka realisasi biaya pengeboran masing-masing sumur, itu yang lebih rendah dari rencana awal. Rinciannya: sumur TLJ – 224 yang ditajak 1 Januari 2016 dengan rencana anggaran operasi sebesar US$ 6,9 juta, dalam realisasinya berhasil menghemat sekitar US$ 800 ribu (12%). Selanjutnya sumur PMB – 34, ditajak 14 April 2016 direncakan mengeluarkan biaya operasi sebesar US$ 6,2 juta, namun realisasinya dapat dihemat sekitar US$ 2,2 juta (35%). Kemudian, sumur PMB – 35, ditajak 30 Maret 2016 direncakan mengeluarkan biaya operasi sebesar US$ 6,2 juta berhasil menghemat sekitar US$ 2,4 juta (40%). Sumur PMB – 36, ditajak 31 Juli 2016 direncakan mengeluarkan biaya operasi sebesar US$ 7,3 juta, realisasinya lebih rendah 39% atau sekitar US$ 2,8 juta.

 

Khusus untuk lokasi PMB – 37 dan PMB – 38, statusnya saat data disampaikan belum konklusif karena masih dalam pengamatan. Meski demikian, dari segi operasi pengeboran menunjukkan peng­hematan signifikan, karena dapat diselesaikan lebih cepat dari target waktu (rigdays) yang ditetapkan. “Berbagai kiat dalam meningkatkan efisiensi terus kami gali. Terutama lewat penerapan kaidah-kaidah Pertamina Drilling Way (PDW) dalam membuat rencana pengeboran, antara lain terkait aspek penempatan titik lokasi posisi sepatu pipa selubung dalam casing design. Di samping itu, dilakukan juga seleksi dan analisis ketat zona yang akan diproduksi dengan menggunakan sistim multi layer packer, dan metode buka tutup port SSD (Rigless / Slickline Unit). Karenanya, tidak diperlukan biaya bridge plug, plug back, dan squeeze cementint.  Maka, operasi drilling rig menjadi lebih cepat,” urai Heragung mewartakan kiat operasi hemat jajarannya.  Sumur PMB – 38 secara geografis berada di Desa Pasir Galung, Kecamatan Prabumulih Barat, Kotamadya Prabumulih, Sumatera Selatan. Sumur ini, merupakan lokasi terakhir yang dibor dalam RK 2016, ditajak pada 31 Oktober yang lalu, menggunakan Rig PDSI #N-80B1 1000 HP, selama 26 hari dengan kedalaman akhir 2.850 meter. “Sumur PMB – 38 berhasil menemukan gas sebesar 6 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan sebanyak 167 barel kondensat per hari (BCPD) dengan 18% kandungan air. Uji produksi dilakukan pada selang kedalaman 1890,5-1893,5 meter, dalam Formasi Talang Akar yang berlitologi batupasir,” jelas Heragung. 

 

Sementara itu, D. Yodi Priatna, Vice President (VP) Legal & Relation PEP mengatakan bahwa secara menyeluruh melalui langkah kebijakan efisiensi di semua asset lapangan yang dikelola PEP, hingga November 2016 berhasil menuai laba bersih sebanyak US$ 552,9 juta, atau 102 persen dari target sebesar US$ 521 juta. Pada 2017, PEP menargetkan produksi migas sebesar 264.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Menurut Yodi sasaran tersebut didukung pengeboran sumur pengembangan dan upaya mencari cadangan baru melalui sumur eksplorasi. “Sebanyak tujuh sumur pengeboran eksplorasi akan dilakukan sepanjang 2017,” terang Yodi. Menurut Yodi, lokasi sumur-sumur tersebut adalah empat sumur tersebar di area Sumatera, dua sumur tersebar di area Jawa, dan satu sumur di Kalimantan. Sedangkan target pengeboran sumur pengembangan sebanyak 54 sumur dan kerja ulang (work over) sebanyak 186 sumur. Selanjutnya, tambah Yodi, dilakukan juga kegiatan intervensi sumur atau well intervention sebanyak 731 kegiatan, dan  aktivitas perawatan sumur-sumur eksisting (well service) sebanyak 2.899 kegiatan.•DIT. HULU

Share this post