JAKARTA – Pertamina sebagai perusahaan energi nasional kebanggaan bangsa, dipercaya sebagai salah satu perusahaan yang merepresentasikan pesatnya perkembangan dunia usaha di Indonesia dalam acara Update from CEOs (UFC), Kamis (28/3). Acara yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri tersebut merupakan forum untuk mempromosikan peluang bisnis serta meningkatkan kerjasama dengan mitra luar negeri, dengan tema “Strengthening Business Partnership For Greater Cooperation”.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, M. Afdal Bahaudin menyampaikan bisnis yang sekarang digarap Pertamina tidak sekedar migas, tetapi telah merambah pada bisnis energi. “Kami Pertamina saat ini telah mengubah visi kami dari perusahaan minyak dan gas menjadi sebuah perusahaan energi yang juga fokus pada energi terbarukan dan berkelanjutan. Dan disini kita tidak hanya bergerak untuk profit tapi juga melayani rakyat Indonesia dan hal tersebut sudah merupakan mandat dari pihak pemerintah,”papar Afadal saat menerangkan profil Pertamina, di Gedung Nusantara, Kemlu.
Di hadapan para investor dan 40 duta besar yang hadir dari berbagai negara, Afdal juga menjelaskan Pertamina tidak hanya membutuhkan uang dalam perihal investasi, tapi juga pengembangan aset dan juga berbagi ilmu teknologi dan pengetahuan. “Silahkan bekerjasama dengan kami, tapi kami tidak hanya membutuhkan pendanannya, tapi juga aset dan juga berbagi teknologi dan pengetahuan, jadi tidak hanya satu arah tetapi menjadi dua arah sehingga ada keseimbangan,”kata Afdal.
Afdal menambahkan saat ini Pertamina tengah berupaya keras memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, “ Sehingga sekalian saya himbau di sini tolong jangan isi mobil Anda dengan bahan bakar subsidi, isilah dengan Pertamax, subsidi hanya untuk orang yang kurang mampu, terima kasih,”pungkas Afdal.
Selain Pertamina, terdapat 4 perusahaan dan lembaga lainnya yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan bisnisnya yakni PT Krakatau Steel (Persero), PT Sri Rejeki Isman, Association of Indonesian Palm Oil Producers (Gapki) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) (Persero). (AHP)