Produksi Meningkat Berkat MDT

Produksi Meningkat Berkat MDT

RIG_EP_Asset5Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan totalitas  jalinan kerja sama dan sinergisitas lintas fungsi tim Pertamina EP.  “Suatu kerja sama tim yang solid dan matang umumnya akan memberikan hasil yang maksimal,” demikian ucap Ganda Isnanda, Exploitation Senior Manager PT. Pertamina EP (PEP) Aset 5 belum lama ini. Fakta tersebut menjadi sahih ketika kita menakar  kesuksesan program (rapat) Multi-Disciplinary Team (MDT) yang diterapkan sejak pertengahan 2013, di PEP Aset 2 (Sumatera Selatan) dan Aset 5 (Kawasan Timur Indonesia), dalam mengatasi berbagai permasalahan operasi lapangan terkait upaya peningkatan produksi. Sebagai pilot proyek uji coba keandalan jurus MDT, itu dipilih Field Bunyu (Aset 5) dan Field Limau (Aset 2), yang implementasinya dimulai pada 1 Juli 2013 yang lalu. “MDT telah menghasilkan dampak substansial terhadap produksi, yaitu peningkatan gain sebesar 19% atau 2700 BOPD per bulan melalui well intervention,” imbuh Ganda

 

Maksud dan tujuan dilaksanakannya MDT adalah: (1) Menyediakan pendekatan terstruktur terhadap optimalisasi produksi menggunakan Technical Tool Kit untuk mengidentifikasi well intervention guna memaksimalkan perolehan (gain); (2) Memastikan koordinasi dan kolaborasi antara fungsi EPT yang berada di level Aset dan field team di lapangan untuk melaksanakan intervensi sesuai hasil identifikasi dan mengatasi permasalahan yang ada; (3) Mengkaji kinerja intervensi yang telah dilaksanakan guna mengukur tingkat keberhasilan serta melakukan analisis akar masalah untuk perencanaan yang lebih baik.

 

Menurut Reservoir Manager Aset 5, Jassa Maulana Widjaja aktivitas rapat rapat linta fungsi model MDT bukanlah hal baru, karena mekanisme serupa telah diterapkan sejak satu decade silam di PEP, khususnya Aset 5 dengan nama Kelompok Kerja Antar Fungsi (KKAF), namun hasilnya tidak sekomprehensif MDT. Meski memiliki komposisi tim yang sama, namun tingkat keberhasilannya terhitung masih rendah dikarenakan kurangnya konsistensi, komitmen, dan intensitas diskusi yang mendalam.

 

“Konsistensi merupakan elemen yang paling krusial dan kali ini (dalam MDT) diimplementasikan melalui initiative register. Hal ini memungkinkan kontinuitas dan fokus pada isu atau masalah yang tepat”, urai Jassa.

 

Lebih lanjut, Jassa menambahkan bahw MDT telah membantu penerapan interaksi yang sistematis antara field team dengan Fungsi EPT yang berada di tataran aset, serta mendukung upaya mengatasi keterbatasan yang kerap dijumpai di lapangan, melalui sharing best practices dan memberikan masukan yang terstruktur di setiap area operasi. Khusus penerapan di Aset 5, MDT meeting mencakup keterlibatan berbagai bidang operasi yang ada, antara lain bidang produksi, eksploitasi, geofisika, geologi, reservoir, dan teknik produksi. Sementara di lapangan terdiri dari Petroleum Engineering (PE), Operation Production, Surface Facility, dan Work Over or Well Services (WO/WS).

 

Komponen lain yang juga krusial terhadap kesuksesan MDT, adalah keterlibatan top management, khususnya GM Aset dan Field Manager (FM). Oleh karena itu, kehadiran FM pada setiap MDT secara reguler merupakan hal mutlak, sedangkan GM akan memperoleh update melalui War Room Aset mingguan. “Melalui pelaksanaan MDT diharapkan  dalam 2014, ini Aset 5 akan menjadi aset terbaik di PEP. Indikatornya dapat dilihat lewat kinerja produksi minyak Januari - Februari yang lalu,  capaian Aset 5 masih yang tertinggi di seluruh aset PEP operasi sendiri,” ucap Ganda optimis.

Share this post