Produksi Minyak Blok Cepu Kembali Normal 200 Ribu bph

Produksi Minyak Blok Cepu Kembali Normal 200 Ribu bph

15-PEPC Produksi Minyak Blok Cepu BOJONEGORO – Produksi minyak Blok Cepu yang dikelola bersama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan mitra kerja PT ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) kini telah kembali normal di kisaran angka 200 ribu barel per hari (bph), setelah beberapa waktu sebelumnya sempat turun pada angka produksi 50 ribu bph. Produksi yang anjlok tersebut disebabkan karena cuaca buruk menyulitkan minyak yang dihasilkan untuk diangkut (lifting).

 

Direktur Utama PEPC Adriansyah, mengungkapkan, lantaran Floating Storage and Offloading (FSO) Gagak Rimang hampir penuh, maka produksi minyak Blok Cepu diturunkan menjadi 50 ribu bph selama beberapa hari. “Tetapi sejak Sabtu (11/2), lifting sudah bisa dilakukan dan produksi kembali normal ke level 200 ribu bph sejak Minggu (12/2),” jelasnya.

 

Dalam menerima kunjungan kerja anggota DPR komisi VII pada Jumat (10/2), Adriansyah juga ­menyampaikan kemungkinan mengalirkan sebagian minyak Blok Cepu ke FSO Cinta Natomas milik PT Pertamina Hulu Energi. Hal ini dilakukan untuk meng­antisipasi risiko jika terjadi sesuatu pada FSO Gagak Rimang.

 

Terkait rencana peningkatan produksi minyak Blok Cepu, Adriansyah menyatakan bahwa produksi ditargetkan stabil pada angka 200 ribu bph. Jika mengacu pada rencana ini, secara teknis, FSO Gagak Rimang masih mampu menampung pro­duksi minyak Blok Cepu. Penurunan produksi yang terjadi, ditegaskan tidak akan mengganggu upaya pencapaian target 200 ribu bph. “Sedikit penurunan produksi mudah-mudahan bisa kami kompensasi tahun ini sehingga tidak meng­ganggu target pencapaian produksi,” tuturnya.

 

Hal senada disampaikan Vice President Public and Government Affairs EMCL Erwin Maryoto mengatakan,  turunnya produksi kemarin lantaran pihaknya tidak dapat mengangkut minyak dari fasilitas penampungan dan bongkar muat (FSO Gagak Rimang) yang menyimpan poduksi minyak dari Blok Cepu. Hal tersebut diakibatkan karena cuaca buruk dan ombak besar hingga membuat kapal tanker sulit merapat. Oleh sebab itu,  pihaknya terpaksa mengurangi produksi agar FSO tidak penuh, namun sekarang produksi sudah normal kembali.

 

Erwin menjamin kapasitas FSO Gagak Rimang masih mampu menampung produksi minyak dari Blok Cepu, yang angka normal biasanya memang sekitar 185 ribu bph dan saat ini tengah dilakukan high rate test untuk memastikan kinerja sumur dan fasilitas produksi dengan menaikkan produksi minyak sampai 205 ribu bph.

 

“Kapasitas FSO masih mencukupi untuk produksi 200 ribu bph, sesuai de­ngan target dalam Work Plan and Budget (WP&B),” tegas Erwin. Meski demikian, EMCL tetap melakukan langkah antisipasi agar hal serupa tidak terjadi lagi, yaitu dengan menggunakan tanker kapasitas besar untuk me-lifting minyak dari Blok Cepu.

 

Peningkatan produksi Blok Cepu merupakan salah satu keputusan dalam rapat pemerintah dengan komisi VII DPR RI. Desakan ini mengemuka karena adanya risiko jika produksi minyak Blok Cepu tidak ditingkatkan, maka impor minyak mentah akan semakin besar. Selain itu, Blok Cepu juga menjadi andalan mengejar target produksi nasional sebesar 815 ribu bph pada tahun 2018.•RY

Share this post