JAKARTA - PT Pertamina (Persero) berencana menyelenggarakan program Pertamina Energi Negeri (PEN) yang ke-3 dengan menurunkan para pekerja muda Pertamina dari Kantor Pusat Pertamina, Unit Operasi, dan anak perusahaan dari berbagai tingkat jabatan untuk terlibat langsung memberikan edukasi kepada siswa Sekolah Dasar di berbagai daerah. Sebagai persiapan, Direktorat SDM mengadakan acara webinar koordinasi panitia PEN, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, (13/7/2018), yang dihadiri pekerja Pertamina sebagai relawan.
Culture & Change Management Manager Sanon R Sitanggang menjelaskan, rencananya PEN 3 dilaksanakan pada 27 Agustus 2018. "Seperti tahun-tahun sebelumnya, pekerja relawan akan mengajar sebagai wujud ikut serta dalam kemajuan Pendidikan Indonesia serta menumbuhkan kecintaan terhadap Indonesia. Tahun ini, tema yang diangkat adalah Menyatukan Ener61 Mendukung Literasi," ujarnya.
Menurut Sanon, program ini juga dimanfaatkan untuk menyosialisasikan Tata Nilai 6C kepada masyarakat, meliputi Tata Nilai Clean (kejujuran), Competitive (prestasi), Confident (percaya diri), Customer Focus (berbagi), Commercial (kreativitas), dan Capable (berpengetahuan), pengenalan terhadap profesi-profesi yang ada Pertamina, serta penanaman budaya safety.
"Ini adalah salah satu upaya perusahaan menguatkan engagement dan sinergi antar pekerja dalam program sosial kemasyarakatan. Melalui kegiaatan Culture Change Agent (CCA) berkolaborasi dengan Duta Pertamina, diharapkan dapat meningkatkan semangat One Pertamina," imbuhnya.
Hal senada disampaikan Koordinatoe Utama PEN tahun ini, Charisma Satria. "Semoga program ini dapat membangun sikap kepedulian para pekerja, semangat kesetiakawanan sosial, mendorong kolaborasi, serta ajang penanaman karakter yang baik bagi anak usia dini," harapnya.
Tahun ini, PEN ke-3 akan dilaksanakan di 13 kota. Yaitu, Aceh, Medan, Palembang, Dumai, Jakarta, Semarang, Surabaya, Cilacap, Balongan, Balikpapan, Makassar, Prabumulih, Jayapura, dan Kasim.
"Semoga program ini berjalan sukses. Walaupun yang terlibat dalam program ini tidak dibayar, bukan karena tidak berharga, namun karena upaya para pekerja relawan tak ternilai," pungkas Sanon. *INDAH