Proyek Hululais Songsong Tahapan Pengembangan

Proyek Hululais Songsong Tahapan Pengembangan

Hululais _PGEHULULAIS - Setelah dilakukan proses heating up yang cukup lama, dan upaya tekan sumur dengan menggunakan kompresor untuk mencapai kesesuaian antara tekanan dan temperatur sumur sehingga mencapai titik didihnya, sumur eksplorasi HLS A-1 terbukti dapat mengalirkan uap setara dengan 10 MW pada uji produksi yang dilakukan pada 13 Mei-15 Juni 2014. Dari tiga sumur eksplorasi yang sudah dibor total menghasilkan uap setara 30 MW di kepala sumur yang berarti sudah  lebih dari 50% tersedia kebutuhan uap untuk rencana pengembangan Proyek PLTP HLS Unit I (55 MW).

 

Sumur HLS-A-1 merupakan sumur eksplorasi ke-3 yang dibor pada prospek Hululais. Pelaksa­naan uji produksi dilakukan setelah proses pema­nasan sumur dan pemasangan fasilitas uji produksi dengan mengindikasikan potensi sumur sekitar 10 MW. Sehingga saat ini dari 3 sumur yang sudah dibor Proyek Hululais sudah tersedia sekitar 30 MW di kepala sumur. Hal ini tentu saja sangat menggembirakan mengingat sudah tersedia >50% dari kontrak PJBU (Perjanjian Jual Beli Uap) Unit 1 yang mewajibkan PGE menyediakan uap setara 55 MW di tahun 2018. Uji produksi secara proper sedang disiapkan dengan seksama mengingat dryness fluida sumur hanya sekitar 20%, air atau brine water yang harus dibuang sangat besar sehingga memerlukan sumur injeksi agar  tidak mencemari lingkungan.

 

Pada kesempatan terpisah Rony Gunawan, Direktur Utama PGE menyatakan, keberhasilan tahapan eksplorasi Proyek Hululais ini sangat membanggakan.  “Namun kita jangan sampai terlena karena bisnis geothermal high capital, high technology dan high risk. Karena itu, untuk dapat bertahan hidup di bisnis geothermal harus lebih menerapkan cost effectiveness dan efisiensi di segala bidang, termasuk dengan menyiasati bagaimana secepat mungkin dapat gain dari rangkaian proses eksplorasi dan eksploitasi yang memakan waktu sekitar 5 - 7 tahun. Satu-satunya jalan dengan mengembangkan skid mounted PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi),” tegasnya.

 

Skid mounted PLTP merupakan PLTP compact biasanya mempunyai kapasitas pembangkitan kecil antara 1 - 5 MW yang dapat dipindah-tempatkan, sehingga bila suatu daerah pengembangan sudah mempunyai satu sumur produksi dan satu sumur injeksi, diharapkan sudah dapat membangkitkan listrik dan mendapatkan cash in sementara proses pengembangan PLTP sesuai kontrak PJBU/PJBL terus berjalan. Hal ini sangat mungkin dikembangkan pada daerah yang sudah mempunyai jaringan listrik, sedangkan kontrak jual/beli listrik dengan PLN sudah dise­pakati sesuai dengan kontrak yang sudah ada.Bahkan berpotensi mendapatkan harga lebih tinggi mengingat kontrak jual-beli listrik PLTP skala kecil dapat dieksekusi di PLN Wilayah, tergantung dari harga pengusahaan listrik wilayah setempat.•PGE

Share this post