JAKARTA – Kemajuan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan hingga saat ini sudah mencapai 33,09 persen. Hal itu disampaikan oleh CEO Subholding Refinery and Petrochemical PT Kilang Pertamina International Djoko Priyono saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta pada Senin, 31 Mei 2021.
Dia juga menyampaikan bahwa Kilang Balikpapan direncanakan on stream pada 2024 dengan kapasitas 360 ribu per hari. “Pada fase kedua, dengan adanya treating unit baru, kilang bisa mengolah crude dengan kandungan sulfur 3,5 persen pada 2026,” ujar Djoko.
Dalam kesempatan tersebut, Djoko menyampaikan, Kilang Pertamina International mempunyai tugas untuk mengelola kilang dan trading minyak mentah.
“Termasuk melakukan optimasi minyak mentah, mengolah minyak mentah dengan kapasitas 1 juta barel per hari, menjual produk ke Subholding Commercial and Trading, mengembangkan produk RDMP dan GRR (Grass Root Refinery) untuk mengolah produk petrokimia dan meningkatkan kapasitas dan kualitas kilang,” ucap Djoko memaparkan.
Mendukung pemaparan Djoko tersebut, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan bahwa Pertamina (holding) memberikan keleluasaan kepada Subholding Refinery and Petrochemical untuk memilih crude yang menguntungkan kilang agar Gross Refining Margin tinggi.
“Kilang tidak boleh rugi, tidak lagi kilang sebagai cost center. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya pemrosesan dan meningkatkan kuantitas produk,” ujar Nicke.*HM/PW/IN