Relawan Pertamina Energi Negeri 4.0 Harus Aktif, Kreatif, Inspiratif

JAKARTA -- Sesuai dengan tagline "Menjadi Energi Penggerak Masa Depan Bangsa", tahun ini program Pertamina Energi Negeri (PEN) mengusung tema "Aktif Kreatif Inspiratif". Untuk menyukseskan pelaksanaan kegiatan pada 18 November yang akan datang, panitia PEN 4.0 mendatangkan beberapa narasumber untuk berbagi ilmu kepada para relawan. 

"Kami mengundang psikolog, relawan pengajar, dan fotigrafer profesiona agar relawan PEN siap memberikan inspirasi bagi anak-anak sekolah dasar dengan cara yang menarik dan terdokumentasi dengan baik," ujar Koordinator PEN 4.0 Angelia Katherine. 

Ia menuturkan, pembekalan yang diberikan dari psikolog Nurul Adiningtyas agar para relawan mengenal karakteristik anak-anak dan siap memberikan edukasi kepada mereka. Narasumber dari Indonesia Mengajar Mila Muzakar menyampaikan metode belajar yang sesuai sehingga anak-anak bisa memperoleh pengalamantak terlupakan. Sedangkan dalam sisi fotografi, fotografer profesional Tiko Rikardo berbagi pengalaman cara mengambil gambar yang baik sehingga pesan PEN dapat disampaikan dengan baik kepada publik. 

"Kami juga mengundang narasumber dari Rumah Singgah House of Mercy untuk berbagi ilmu bagaimana memberikan insipirasi kepada anak-anak berkebutuhan khusus," imbuhnya. 

Menurut psikolog Nurul Adiningtyas, seorang pengajar harus menyadari pentingnya memahami psikologi, karakter hingga perkembangan kognitif anak. "Siapa yang akan kita ajar dan bagaimana mereka, ini diperlukan agar pesan bisa disampaikan dengan baik kepada mereka," jelasnya. 

Sementara itu, Mila Muzakar Founder Of Indonesia Mengajar mengingatkan agar sebelum memulai edukasi, relawan PEN memperkenalkan diri, memperkenalkan Pertamina dan harus memahami tips dan trik yang kreatif agar materi yang disampaikan kepada anak-anak dapat diterima dengan cara menyenangkan. 

"Caranya bisa membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok, gunakan media belajar yang menatik dan kreatif, dan tutup materi pengajaran dengan yel-yel, tepukan atau lagu," ungkapnya. 

Ada tips khusus diberikan Yudith Arwendha Arselan pengajar dari Rumah Singgah (House Of Mercy) untuk relawan PEN yang akan mengajar di sekolah khusus dan non-formal.

“Perlu ada pendekatan khusus untuk mengajar anak-anak, yaitu dengan "hati". Pahami kondisi mereka sehingga pesan inspirasi yang disampaikan bisa diterima," tukasnya. 

Sedangkan pembicara terakhir, Tito Rikardo menyampaikan materi mengenai fotografi dasar dan beberapa tips dan trik yang diperlukan agar para pengajar bisa abadikan momen mereka di PEN walaupun dengan hanya menggunakan smartphone. 

Salah satu relawan PEN Sukma Pinayungan sangat mengapresiasi materi yang sampaikan para narasumber. "Upskilling ini sangat berguna karena nanti kami akan datang memberikan inspirasi ke anak-anak ekolah dasar. Saya jadi lebih tahu mengenai practical guide bagaimana cara memahami psikologis anak, metode pembelajaran yang membuat mereka nyaman dan menghidupkan suasana kelas,” akunya.*RIN

Share this post