JAKARTA- Untuk meningkatkan kapabilitas pekerja Pertamina yang berinisiatif menjadi relawan, Pertamina mengadakan acara Capacity Building Management Darurat Bencana di Putri Duyung Cottage and Convention, Jakarta (12/11). Sebanyak 13 peserta mengikuti pelatihan tersebut dua hari.
Sony Maulana dari Bazarnas menjadi narasumber dan pelatih dalam kegiatan hari ini. Sony memaparkan menjadi kewajiban perusahaan untuk concern terhadap bencana. Hal yang paling penting ialah upaya perusahaan dalam mengelola krisis jika terjadi bencana dengan melakukan pengembangan perencanaan penanganan bencana yang lebih andal.
"Dalam setiap bencana, ada yang namanya golden times. Contohnya bencana tsunami. Mulai dari peringatan dini, terdapat waktu 20 menit, ketinggian aman yaitu 20 meter, dan jarak paling aman yaitu 20 km. Faktor korban bencana selamat dalam durasi golden times ditentukan 35% oleh kesiapan kita sendiri sehingga sangat penting untuk memiliki pemahaman tentang ini. Jika kita ambil dalam segi perusahaan berarti perusahaan yang baik ialah perusahaan yang siap," papar Sony.
Para peserta melakukan praktikum P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) pada korban, cara memadamkan api, dan simulasi bencana. Peserta terlihat antusias dan fokus dalam melakukan praktik materi penyelamatan. Peserta saling berbagi peran ada yang menjadi korban, petugas P3K, petugas pemadam kebakaran, dan tim evakuasi.
Salah satu peserta Duha Harizuddin Hatman dari MOR V sangat senang diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan.
"Saya bersykur sekali bisa ikut karena mendapatkan materi yang masih jarang diketahui, seperti bagaimana cara melakukan pengangkatan korban dan role play ketika bencana terjadi," ujarnya.
Ia berharap dengan pelatihan ini seluruh peserta dapat sigap dalam melakukan pertolongan pertama ketika terjadi bencana. "Pertamina memiliki banyak risiko dalam bisnisnya seperti kebakaran, gempa bumi dan lainnya. Oleh karena itu kita harus sigap dan tidak panik saat bencana," pungkasnya. *IN