Menteri ESDM Arifin Tasrif meninjau showcase Renewable Diesel Pertamina dalam ajang ETWG-ETMM G20 di Bali.

Renewable Diesel Produksi Pertamina Jadi Sorotan dalam Ajang Internasional G20

BALI – Renewable Diesel produksi kilang Pertamina di Cilacap menjadi sorotan dalam rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia “Energy Transition Working Group” (ETWG) ke-3 di Bali. ETWG merupakan forum global yang bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi transisi energi berkelanjutan dan diikuti oleh delegasi negara-negara G20. Dalam perhelatan ETWG tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang meninjau langsung expo Green Energy Pertamina menyatakan apresiasinya atas upaya transisi energi yang dikawal Pertamina.

Pertamina Renewable Diesel merupakan produk bahan bakar nabati ramah lingkungan yang dihasilkan dari Hydrotreated Vegetable Oil (HVO). Pertamina Renewable Diesel merupakan produk unggulan Pertamina yang sudah mendapat sertifikasi internasional ISCC (International Sustainability and Carbon Certification) serta diuji keandalannya dalam ajang Formula E untuk menyokong Genset bagi Electric Vehicle yang digunakan para pembalap-pembalap internasional. Adapun HVO yang digunakan merupakan hasil olahan Kilang Pertamina di Cilacap yang tengah mengimplementasikan roadmap Energi Baru dan Terbarukan. Saat ini Kilang Pertamina di Cilacap memiliki kemampuan menghasilkan HVO sebesar 3000 barrel per/hari dan ditargetkan untuk ditingkatkan menjadi 6000 barrel/hari di tahun 2025.

Expo Green Energy Pertamina pada ajang ETWG tersebut mendapat apresiasi langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif hingga para delegasi G20 yang hadir. “Kami harapkan Pertamina melanjutkan komitmennya dalam mengembangkan energi bersih dengan tetap memperhatikan prinsip keekonomian untuk memastikan transisi yang inklusif dan berkeadilan,” jelas Arifin Tasrif. Didampingi oleh Corporate Secretary PT Pertamina (Persero), Brahmantya S. Poerwadi, Arifin melakukan peninjauan ke area Green Genset yang disokong oleh Pertamina Renewable Diesel serta sarana Charging Station untuk kendaraan listrik.

Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Brahmantya menjelaskan, “Dalam showcase ini kami ingin menunjukkan peran aktif Pertamina menyongsong transisi energi dengan renewable diesel. Transisi energi yang diwujudkan oleh Pertamina terintegrasi dari hulu ke hilir. Terbukti dari kemampuan kilang pertamina menghasilkan HVO yang mendukung transisi energi dalam keseluruhan supply chain”.

Komitmen Pertamina dalam mengawal transisi energi tak terlepas dari andil Pertamina dalam Task Force B20 “Energy, Sustainability and Climate. Tiga fokus utama yang dikawal Pertamina sebagai Chair B20 adalah percepatan transisi ke penggunaan energy yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta kerja sama global dalam peningkatan ketahanan energy.

KAWAL TRANSISI ENERGI MELALUI KILANG HIJAU
Milla Suciyani, Pjs. Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) menyebutkan bahwa sejalan dengan visi Pertamina, transisi energi juga merupakan fokus bisnis PT KPI yang dituangkan dalam roadmap Green Refinery (Kilang Hijau). Roadmap Green Refinery PT KPI memiliki signifikansi di tingkat nasional maupun global. “Di tingkat nasional, program Green Refinery PT KPI turut mendukung program pemerintah ‘Rencana Umum Energi Nasional’ tahun 2025 terkait dekarbonisasi dan pertumbuhan energi baru terbarukan. Sementara di tingkat global pengembangan produk bahan bakar nabati HVO juga diproyeksikan mampu mengurangi emisi sebesar 78ribu ton CO2/ tahun berdasarkan target NDC di tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060,” jelas Milla Suciyani.

“Alhamdulillah, proyek kilang hijau Pertamina di Cilacap telah berhasil melalui Fase 1 dan sudah dilakukan lifting Renewable Diesel bahkan sudah diuji dalam ajang Formula E. Di Fase 1, sudah mencapai 3.000 barrel/hari, dan nantinya di Fase 2 di tahun 2025, angka ini akan dinaikkan menjadi 6.000 barrel per/hari,” ujar Milla Suciyani.

Selain mengembangkan green diesel di Cilacap, PT KPI terus berkomitmen mengelola pengembangan ’Biorefinery’ atau ‘kilang hijau’ melalui unit-unit kilang lainnya. Biorefinery merupakan proyek energi bersih Pertamina dimana pengolahan kilang menggunakan bahan baku berupa renewable feedstock seperti RBDPO (minyak kelapa sawit) hingga UCO (minyak jelantah) guna menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Produk energi bersih yang dikelola PT KPI antara lain tersebut antara lain Green Gasoline di PT KPI Unit Plaju dan Cilacap, Green Diesel di PT KPI Unit Dumai, serta Green Avtur J2 di PT KPI Unit Cilacap.

“Program Kilang Hijau bertujuan untuk mengakselerasi kemampuan perusahaan dalam menghadapi peningkatan target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional tahun 2025. Kedepannya, kami akan terus agresif dalam mengembangkan proyek bio refinery dan menjawab tantangan transisi energi,” pungkas Milla Suciyani.*SHR&P

Share this post