Respon Oil Crisis melalui CIP

Respon Oil Crisis melalui CIP

CIP_PEPJakarta – “Pada 2015 kita dihadapkan pada kondisi dimana harga minyak yang semakin rendah hingga mencapai diba­wah 60 dolar AS per barrel ditambah harga dollar yang semakin tinggi,” kata Adriansyah, Presiden Direktur PT Pertamina EP (PEP), didepan seluruh jajaran Manager dan Assistant Manager dilingkungan Kantor Pusat PEP di Jakarta (9/3). Dalam acara yang diberi tema Respon Oil Crisis melalui Continuous Improvement Program (CIP), Adriansyah mengingatkan bahwa PEP selaku penyangga profit Pertamina, selama ini diberikan amanah untuk meningkatkan pendapatan minimal 25 persen dari target sebesar 837 juta dolar AS, sekaligus mempertahankan nilai produksi pada angka 114 barrel oil per day (BOPD). Dengan beban yang ditanggung, PEP menyadari bahaya besar yang akan dihadapi jika kondisi saat ini tidak disikapi dengan bijaksana.

 

Berbagai langkah dan upaya di­lakukan PEP guna meminimalisir dam­pak negatif rendahnya harga minyak dunia, salah satunya adalah dengan CIP. “Untuk bisa survive kita harus melakukan terobosan-terobosan yang sifatnya masif sehingga dapat mempengaruhi performance bisnis Pertamina secara signifikan pada 2015,” imbuh Adriansyah. Hasil yang ingin dicapai dari CIP tahun ini adalah inovasi baru yang bisa menjadi modal PEP untuk improving, sehingga pada saat harga minyak kembali membaik PEP akan semakin competitive. Selain itu perubahan mindset dari setiap pekerja Pertamina merupakan faktor yang tak kalah penting. Setiap pekerja dituntut untuk berfikir kreatif sehingga mampu mengelola sumber dana yang terbatas untuk menghasilkan return yang maksimal.

 

Tolingul Anwar, Vice President Organisation Capability and Excellence Operation (VP OC & OE) PEP, menje­laskan dua strategi untuk meres­pon kondisi saat ini, pertama survive strategy dan yang kedua growth and sustainability strategy. “Survive strategy memfokuskan pada langkah-langkah pembenahan dalam aspek-aspek produksi saat ini, sehingga saat harga minyak kembali pulih PEP bisa speed up, sedangkan growth and sustainability strategy berfokus pada aspek people, data management, sistem dan proses,” jelas Tolingul. De­ngan strategi yang mencakup semua aspek dalam tahapan bisnis Pertamina diharapkan akan menghasilkan improvement yang salah satu tools-nya adalah CIP.

 

Selanjutnya Tolingul juga menjabar­kan Direktorat Hulu (Dit. Hulu) telah memberikan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan oleh seluruh anak perusahan hulu (APH) termasuk PEP agar bisa memenuhi target yang telah ditetapkan, antara lain (1) Yang paling utama adalah penerapan prinsip-prinsip health safety secure & environment (HSSE) disetiap lini kegiatan. (2) Optimasi prioduksi gas dengan target menambah profit sebesar 10 persen, (3) Cost efi­siensi semaksimal mungkin di semua aspek, (4) Optimasi dan akselerasi cost recovery, (5)  Memanfaatkan internal resources secara optimal, (6) posting biaya dengan benar, (7) sampaikan data dengan aktual, akurat, dan apa adanya, (7) jangan melakukan program kerja yang evaluasinya belum matang, (8) jangan melakukan pemboran eksplorasi kecuali dengan ukuran prospek lebih besar dari 30 MMBOE dan harus ekonomis, (9) pemboran salah satu cara pembuktian bukan menjadi tujuan.•DIT.HULU

Share this post