JAKARTA – Ribuan Pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) melakukan aksi demo turun ke jalan untuk menolak pelepasan saham PT Pertamina Gas (Pertagas) ke PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Para pekerja Pertamina dari seluruh Indonesia yang berkumpul di Kantor Pusat Pertamina melakukan longmarch ke tiga lokasi yaitu Kementerian BUMN, Kementerian ESDM dan Istana Negara, Kamis (5/6). Aksi demo yang dilakukan oleh Pertamina turut didukung sekitar 500 mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Isu penggabungan kedua perusahaan tersebut sebelumnya bergulir di berbagai media massa. Walaupun upaya Kementerian Negara BUMN untuk menggabungkan Pertagas ke dalam PGN melalui surat yang dikeluarkan Menteri BUMN ke Direksi Pertamina tidak jadi dilaksanakan, namun FSPPB bersama mahasiswa merasa perlu untuk turun ke jalan. Tujuannya, agar upaya penggabungan dengan model seperti itu tidak dilakukan di masa yang akan datang.
Presiden FSPPB, Ugan Gandar menjelaskan, 100 persen saham Pertagas dikuasai oleh Pertamina yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga semua keuntungan dan dividen bakal diserahkan semuanya untuk Indonesia. Sementara di PGN, negara hanya memiliki 57 persen saham, selebihnya 43 persen adalah milik asing.
“Bayangkan jika Pertagas diakuisisi oleh PGN yang sebagian sahamnya dikuasai asing. Ini punya negara kok mau diserahkan ke pihak asing. Saya pikir sudah waktunya pekerja Pertamina untuk bangkit dan bersatu bahwa pekerja Pertamina sanggup untuk mengelola migas,” tambah Ugan.
FSPPB menilai selama ini pemerintah tidak berpihak kepada Pertamina sebagai perusahaan negara. “Mestinya pemerintah memberikan perlindungan kepada Pertamina. Jika mengambil suatu keputusan berpihaklah kepada negara, demi kepentingan rakyatnya dan jangan berpihak kepada pihak asing,” tegas Ugan.•IRLI