BATAM - Rig baru produk dalam negeri yang diberi nama ‘PDSI#43.3/AB1500-E’, akan dioperasikan di Aljazair awal tahun 2015. Rig senilai 26,6 juta dolar AS tersebut diproduksi di PT. Citra Tubindo Engineering (CTE) Batam. Pembangunan rig di dalam negeri ini merupakan bentuk nyata kontribusi Pertamina dalam membangun kapabilitas industri migas nasional.
Naming ceremony rig dihadiri oleh Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen, Direktur Utama PDSI Faried Rudiono, dan Presiden Direktur CTE Kris Taenar Wiluan di yard CTE, di Batam, Kamis (18/9).
Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen mengatakan rig ‘PDSI#43.3/AB1500-E’, merupakan pesanan rig ketiga, kepada CTE yang sebelumnya telah memproduksi 2 rig sejenis yang saat ini sedang dioperasikan di Blok Cepu. “Kami sangat bangga menggunakan hasil produk dalam negeri, apalagi selain biaya yang efisien, kinerjanya juga sangat memuaskan sebagaimana telah ditunjukkan di Blok Cepu. Ini menjadi modal besar Pertamina membawa rig hasil produk dalam negeri untuk dioperasikan di Aljazair,” kata Husen.
Rig ‘PDSI#43.3/AB1500-E’ tersebut mulai dikerjakan pada kuartal 1 2014. Saat ini, rig yang spesifikasinya telah disesuaikan dengan kondisi alam lapangan migas di Aljazair, telah mencapai kemajuan sekitar 90% dan diperkirakan tuntas pada Oktober 2014.
Pembangunan struktur, instalasi, integrasi dan commissioning rig berkapasitas 1500 hp tersebut, seluruhnya dikerjakan tangan-tangan terampil anak bangsa Indonesia yang tergabung dalam PT. Citra Tubindo Engineering, Batam.
“Dengan munculnya perusahaan-perusahaan potensial seperti CTE, Pertamina semakin memantapkan tekad untuk bisa menjadi lokomotif Indonesia Incorporated di wilayah operasinya di luar negeri. Pemerintah Aljazair sendiri telah sangat terbuka dengan Indonesia, khususnya Pertamina untuk tidak hanya terlibat dalam hal operatorship tetapi juga jasa dengan menggandeng mitra dari Indonesia,” katanya.
Direktur Utama PDSI Faried Rudiono mengatakan, setelah rig ‘PDSI#43.3/AB1500-E’ tuntas Oktober, akan dikapalkan pada November 2014 sehingga Januari 2015 siap dioperasikan di Blok 405a Aljazair. Menurut dia, Aljazair merupakan tantangan baru bagi PDSI karena lingkungannya yang ekstrem, seperti daerahnya di padang pasir, debu yang tebal, dan suhu yang mencapai 50 derajat Celcius. “Akan tetapi kami yakin, dengan bekal pengalaman panjang sebelumnya, PDSI akan mampu menunjukkan kinerja yang baik di Aljazair,” tutup Faried.•RudiAriffianto/DSU