Roda Hulu Bergulir di Padang Pasir

Roda Hulu Bergulir di Padang Pasir

Kilang _AljazairALJAZAIR – Kebijakan Hulu yang agresif dalam meningkatkan produksi serta memburu cadangan baru, baik melalui strategi organik (meningkatkan produksi di aset eksisting) maupun anorganik (akuisisi dan partispating interest)  terus dipacu. Langkah-langkah itu tak lepas dari komitmen akselerasi produksi Pertamina agar mencapai angka 2,2 juta BOEPD pada 2025. Dalam format pengembangan lewat skenario anorganik tersebut, Pertamina mengakuisisi ConocoPhillips Algeria Limited (COPAL), sebuah perusahaan yang memiliki aset produksi di Aljazair. Aset produksi yang kini menjadi milik Pertamina pasca akuisisi pada November 2013, itu terletak sekitar 1.000 Km tenggara ibukota Aljir, dekat segitiga perbatasan wilayah barat Aljazair dengan wilayah timur Libya dan selatan Tunisia. Tepatnya, berlokasi di kawasan Gurun Sahara, wilayah Aljazair dalam Blok 405a yakni lapangan-lapangan Menzel Leijmeh North (MLN), Ourhoud (OHD), dan El Merk (EMK). Total produksi dari ketiga lapangan tersebut saat ini mencapai lebih dari 35.000 barel per hari (BOPD). Seluruh produksi  dimaksud secara periodik akan dikapalkan ke Indonesia untuk menambah kekuatan kemandirian energi dalam negeri.   


Dalam rangka memantau kegiatan operasi produksi migas Pertamina di kawasan beriklim ekstrim, Blok 405a dan aktifitas jajaran COPAL lainnya di tengah  Padang  Pasir Sahara wilayah Aljazair, Direktur Hulu Pertamina, Muhamad Husen yang didampingi Vice President Operation and Country Manager COPAL, Eko Rukmono melakukan kunjungan kerja ke daerah tersebut pada 14-18 Juni lalu.
Kehadiran Husen untuk menyaksikan langsung kegiatan operasi Pertamina di tengah Gurun Sahara itu, disambut baik oleh seluruh pekerja COPAL yang berasal dari berbagai negara seperti Indonesia, Aljazair, Kanada, Scotlandia, dan Rusia. Di hadapan para pekerja multinasional tersebut, dalam pertemuan di COPAL Head Office – Villa Alpha, Husen mengharapkan agar tantangan-tantangan kompleksitas budaya, sosial, politik, keamanan, kondisi alam, serta sistem operasional keseluruhan saat ini  dengan arif dapat diselesaikan. “Secara strategis berbagai masalah surface tersebut, diharapkan dapat dihadapi serta dipecahkan Manajemen COPAL dengan keputusan dan eksekusi cepat, ditunjang oleh integritas dan kekuatan SDM dengan motivasi kuat,” tegas Husen.


Selanjutnya, Husen menyampaikan bahwa upaya meningkatkan produksi Pertamina di Aljazair mempunyai potensi untuk terus dikem­bangkan  hingga mencapai 100 ribu BOPD. “Pertamina Aljazair harus menjadi vehicle dan model pengembangan kapabilitas operasi bisnis internasional Pertamina  di kawasan ekstrim,” harap Husen memberikan tantangan dan dorongan motivasi yang lebih tinggi kepada pekerja Pertamina di Aljazair (COPAL).


Selama kunjungan kerja di  Aljazair, Husen  menyempatkan diri bertemu dengan mitranya Said Shahnoun, VP Upstream Sonatrach (NOC Aljazair). Dalam kesempatan tersebut keduanya saling memberikan gambaran tentang aktifitas hulu dari NOC kedua negara.  Selain itu, Husen menyampaikan keinginan serta komitmen Manajemen Pertamina untuk meningkatkan produksi  dan mengembangkan bisnis hulu yang berkelanjutan di Aljazair, melalui basis operasi di COPAL Blok 405A, Central Sahara.


Lebih jauh kepada mitranya itu, Husen mengungkapkan kemungkinan Pertamina untuk mengembangkan bisnis jasa operasi hulu migas, misalnya pengeboran. “Pertamina bermaksud untuk mengembangkan bisnis selanjutnya di Aljazair dan mengharapkan kerjasama kedua NOC bisa lebih ditingkatkan,” ungkap Husen. Harapan tersebut disambut baik oleh Shahnoun dan langsung memerintahkan key personnel drilling Sonatrach untuk sesegera mungkin melakukan pembicaraan lanjut dengan Pertamina. 


Dalam kunjungan  kali ini, Husen juga melakukan courtesy call kepada Duta Besar Republik Indonesia di Aljir, Ahmad Ni’am Salim. Dari beliau, Direktur Hulu memperoleh informasi tentang hubungan sejarah yang sangat erat antara kedua negara dalam Konferensi Asia-Afrika pada 1955 di Bandung, serta tentang hubungan kultural dan peluang bisnis yang sangat potensial untuk berkembang bila hubungan baik kedua negara dapat ditingkatkan di semua lini,  baik pimpinan pemerintahan maupun pelaku bisnis.


Dari kunjungan ke Aljazair, Husen menyatakan bahwa negara terluas ke-10 di dunia ini, namun dengan penduduk berjumlah 37 juta jiwa, memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia pada tahun 70-80an,  serta tantangan kompleksitas tinggi dan potensi sangat besar yang akan berkembang. “Pertamina yang sudah hadir di Aljazair saat ini memiliki peluang besar untuk berperan dalam perkembangan tersebut,”  pungkas Husen.•DIT. HULU

Share this post