BALONGAN – Untuk menekan angka losses, RU VI Balongan menyelenggarakan kegiatan Upksilling Anatomi Kapal yang diikuti sekitar 40 pekerja. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, yakni 18-19 Juli 2016. Kegiatan anatomi kapal ini sendiri sudah berlangsung di empat Refinery Unit.
Kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui anatomi kapal tersebut, dibuka oleh Manager Produksi II RU VI Balongan Didik Bahagia. Dalam sambutannya, Didik menuturkan, workshop ini merupakan bentuk kepedulian Pertamina, khususnya RU VI Balongan untuk selalu meningkatkan kinerja dalam hal mengendalikan losses. Didik menambahkan, losses merupakan salah satu penyebab biaya operasional tinggi.
“Alhamdulillah sejak tahun 2015 hingga 2016, trending loss kita menurun drastis, supply loss kita masih di bawah 0,2. Mudah-mudahan harapan saya bisa dibawah 0,1,” ujar Didik Bahagia.
Hal senada juga disampaikan Alif dari fungsi Planning & Optimization. Ia mengatakan, upskilling ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan khususnya loading master dan team losses sehingga bisa menambah ilmu tentang seluk beluk kapal untuk meminimalisir losses yang ditargetkan sebesar 0,2.
Kegiatan pada hari pertama dalam workshop ini diisi dengan penyampaian materi workshop tentang anatomi kapal dan ruang lingkup pengukuran dan perhitungan minyak di tangki kapal yang disampaikan perwakilan BOC Jakarta dan berlangsung di Mess 17 Perumahan Bumi Patra.
Salah satu materi yang disampaikan di antaranya cara penggunaan alat UTI (Ullage Temperatue Interface). Dijelaskan Danang dari fungsi BOC, alat UTI ini mampu membaca temperatur muatan, membaca permukaan muatan, serta membedakan minyak dengan air pada cargo tanker oil melalui perbedaan suara yang dihasilkan.
Sedangkan di hari kedua, kegiatan dilaksanakan dengan terjun langsung ke lapangan yakni di kapal MT Ontari. Di sini, peserta melihat melihat kondisi deck kapal, anjungan, kamar mesin, serta mempraktekkan cara kerja alat UTI.
Dengan diadakannya upskill ini, diharapkan para loading master, serta para pekerja oil movement di lapangan serta tim witness mempunyai bekal ketika di kapal sehingga jika ada temuan bisa mengetahui posisi penting kapal yang harus diperiksa terlebih dahulu.•Riki Hamdani