KASIM – Kick Off Meeting Pekerjaan Engineering, Procurement dan Construction (EPC) Open Access RU VII resmi dibuka pada Senin, 14 Desember 2020, di tiga lokasi berbeda, yaitu Ruang Rapat Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) PT Pertamina Refinery Unit VII Kasim, Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, dan Graha ESSI, Jakarta Timur. Pada kesempatan tersebut turt hadir masing-masing perwakilan dari PT Pertamina Kilang Internasional (KPI), Konsorsium PT Hutama Karya (Persero), dan PT Gerbang Sarana Baja sebagai Kontraktor EPC, serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai Project Management Consulting.
Acara tersebut dibuka dengan pemaparan singkat proyek oleh General Manager Refinery Unit VII Kasim Yulianto Triwibowo yang dilanjutkan dengan simbolis peresmian Proyek Open Access secara online oleh Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono selaku project owner.
"Puji syukur, Alhamdulilah, masih dapat bertemu ditengah suasana pandemi, namun tidak mengurangi esensi dari kegiatan yang merupakan milestone bagi seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Kami ucapkan terima kasih atas kehadirannya," kata Yulianto.
Inisiasi proyek pembangunan Open Access di RU VII Kasim berawal dari semangat untuk berkontribusi aktif dalam semangat membangun energi negeri. Kondisi demografi Kasim yang berada di Propinsi Papua Barat menjadi salah satu kunci penting dalam memainkan peranan dalam ketahanan dan kedaulatan energi pada titik paling timur Indonesia dan ini menjadi salah satu keunggulan RU VII Kasim untuk tetap melakukan inovasi di setiap aspek bisnis yang ada.
Sebagai langkah awal strategis pengembangan RU VII Kasim, Proyek Open Access meliputi pembangunan jetty baru untuk mengakomodir loading kapal dengan tonase hingga 50.000 DWT (deadweight tonnage), sehingga diharapkan dengan volume yang lebih besar akan berdampak pada freight cost bahan baku per barel yang semakin dapat ditekan.
Selanjutnya crude yang akan dialirkan dari jetty baru tersebut, akan ditampung pada 4 tangki yang akan dibangun dengan kapasitas masing-masing 110.000 barel sehingga diharapkan RU VII memiliki ketahanan stok selama 44 hari.
"Proyek itu merupakan hasil sinergi dan kontribusi dari berbagai pihak, antara lain PT JGC sebagai FEED designer, Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Gerbang Sarana Baja sebagai EPC Kontraktor serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai Project Management Consulting. Kami harap, melalui hal itu dapat mengawali peningkatan pemenuhan bahan bakar minyak (BBM) di kawasan Terdepan, Tertinggal, Terluar (3T)," ujar Yulianto.
Pada kesempatan yang sama, Djoko menyampaikan, agar melalui Proyek Open Access tersebut seluruh pihak yang terlibat tetap menjaga dan mengikuti protokol COVID-19 di RU VII.
“Mengiringi semangat transisi yang disampaikan oleh CEO Pertamina, penerapan inovasi, langkah-langkah extra ordinary dalam akselerasi pencapaian target bisnis, serta kendali penuh pada level sub-holding dalam mengimplementasikan kebijakan strategis yang telah ditentukan oleh holding, menjadi semangat utama dari Tim Board Of Director untuk PT KPI sebagai sub-holding dalam mewujudkan aspirasi Pertamina menjadi Global Energy Champion," tutur Djoko.
Sebagai satu-satunya kilang yang berdiri di kawasan Indonesia Timur, Djoko berharap, RU VII mempunyai peran penting dalam kontribusi untuk menjaga kemandirian dan kedaulatan energi di lini terdepan untuk produksi dan penyaluran produk-produknya.
"Proyek Open Access diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja kilang RU VII menuju kapasitas maksimal." ujar Djoko. *RU VII/HM