Safety Journalism : Tak Ada Berita Seharga Nyawa

Safety Journalism : Tak Ada Berita Seharga Nyawa

17-Para Jurnalis Melakukan Simulasi Bantuan Pernafasan Dalam Praktek Pertolongan Pertama Menggunakan Alat PeragaSURABAYA -Kepedulian Pertamina atas keselamatan para jurnalis saat melakukan peliputan mendorong ter­selenggaranya Pelatihan Safety Journalist  yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi awak media dalam melakukan liputan. Pelatihan dilaksanaan pada 20-21 April 2017 di Kantor Pertamina Surabaya dengan menggandeng Aliansi Jur­nalis Independen (AJI) Su­rabaya.

 

Sebagai perusahaan energi, Pertamina sangat mengedepankan aspek safety dalam menjalankan kegiatan operasional peru­sahaan. Jurnalis sebagai mitra penting Pertamina da­lam penyampaian informasi dan kebijakan perusahaan, dipandang perlu untuk men­dapatkan pengetahuan yang cukup tentang aspek safety.

 

“Sebagai perusahaan yang mengutamakan aspek safety, kami merasa perlu untuk berbagi pengalaman dan mengedukasi aspek safety kepada rekan-rekan jurnalis sebagai mitra kami dalam menjalankan tugas sehari hari, khususnya se­bagai perpanjangan tangan kami dalam menyampaikan informasi dan kebijakan ke­pada masyarakat,” ujar GM Pertamina MOR V Herman M.Zaini.

 

Pelatihan safety yang di­berikan mencakup ma­najemen penanganan bencana serta kendala di lapangan yang disampaikan oleh Johan Saptadi dari Basarnas, penanganan medis awal (first aid) oleh dr. Hernowo W. Warnindyo  dari Medical Pertamina, aspek safety saat liputan oleh Christanto Philemondari dari HSSE Pertamina serta materi pentingnya perencanaan liputan yang disampaikan oleh Insany Syahbandarwati, Jurnalis Senior AJI Ambon.

 

Ketua AJI Surabaya, Prasto Wardoyo meng­ung­kapkan pelatihan sangat dibutuhkan karena dalam mencari dan mengumpulkan berita tidak jarang para jurnalis berhadapan dengan hal-hal berisiko tinggi, seperti saat liputan di daerah konflik, demonstrasi, terorisme, ben­cana alam dan liputan keadaan darurat lainnya yang sering abai dan me­lupakan aspek safety atau keselamatan diri sendiri.

 

“Bagi kami, safety adalah kebutuhan mendasar jurnalis. Untuk itu pemenuhannya harus dilakukan oleh peru­sahaan media, karena tidak ada berita seharga nyawa,” ujar Prasto.

 

Lebih lanjut, Area Ma­nager Communication and Relations Pertamina Jatimbalinus menyatakan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari kampanye safety Pertamina “Zero Fatality, Kita Bisa!” yang dicanangkan Pertamina di tahun 2017 ini dengan turut mengenalkan aspek safety bagi jurnalis.

 

“Kami berharap pela­tihan ini bisa menjadi si­nergi antara Pertamina dan para Jurnalis dalam menggalakan aspek safety dalam bekerja, agar jurnalis dapat liputan dengan aman dan nyaman,” tutup Heppy.•Commrel JatimBaliNus

Share this post