Bandung – Dampak krisis penurunan harga minyak dunia yang dimulai sejak medio 2014 lalu merambah ke seluruh lini operasi setiap korporasi yang bergerak dalam aktivitas hulu industri migas. Berbagai langkah penyesuaian dan kebijakan ekstrim baik dalam investasi maupun operasi harus diambil dengan jitu oleh para top menagement demi menjaga kestabilan serta sustainabilitas jalannya perusahaan, tidak terkecuali Pertamina. Karena itu, diperlukan perubahan mindset secara radikal. Yakni, dari yang tadinya bekerja dengan cara at any cost ke budaya baru yang lebih mengedepankan cost effectiveness. “Tujuan kita mengelola bisnis adalah untuk mendapatkan revenue dan profit sebesar-besarnya bukan hanya melakukan pengeboran semata. Tetapi, bagaimana meningkatkan produksi dan menambah cadangan. Sementara, pengeboran hanya sebagai salah satu cara, saja,” tegas Direktur Hulu, Syamsu Alam dalam berbagai kesempatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka, Direktorat Hulu Pertamina menyelenggarakan acara Upstream Strategic Community Relation & Communication Workshop di Hotel Patrajasa Bandung. Acara yang berlangsung pada 3-4 Maret 2016 lalu, itu khusus ditujukan kepada para pekerja Fungsi Upstream Strategic Business Support terutama para PR & CSR Officer yang terlibat langsung dalam membangun dan mengelola upstream strategic management community relations & communication, baik di lingkungan Direktorat Hulu maupun jajaran anak perusahaan bidang hulu Pertamina (APH). Dalam paradigma baru, cost effectiveness serta prinsip efisiensi, dimaksud tentu ditekankan bukan hanya untuk para engineer saja. Namun, secara massive harus diimplementasikan di semua lini operasi, dengan tetap memperhatikan aspek-aspek health, safety, security & environment berkelas dunia. Sehingga, semua pekerja yang berada pada fungsi strategic business support mampu menerjemahkan setiap program terutama yang terkait dengan kebijakan rasionalisasi capex, opex, dan aset grouping dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efisiensi biaya. Targetnya, supaya kinerja korporasi tetap survive & growth yang berkelanjutan, meski dalam tekanan harga seperti saat ini.
R.Panji Sumirat, Vice President (VP) Planning and Portfolio, yang hadir mewakili Direktur Hulu pada sambutannya mengatakan, saat ini perusahaan sedang dalam kondisi sangat memprihatinkan karena harga minyak yang turun drastis hingga menyentuh sekitar US$ 30 per barel. Oleh sebab itu, tidak ada cara lain kecuali melakukan efisiensi di segala lini supaya tetap survive. ”Lewat forum Upstream Strategic Community Relations & Communication Workshop, ini diharapkan saudara-saudara dapat menyamakan visi dan menyatukan persepsi, seluruh jajaran fungsi penunjang operasi terhadap budaya baru tersebut,” ucap Panji. Tujuannya, agar seluruh jajaran fungsi Strategic Business Support mampu membangun lingkungan bisnis yang kondusif, melalui berbagai media komunikasi dan strategic community relations, terkait dengan environment management and socio-reengineering, sehingga implementasi kebijakan Direktorat Hulu: survive and sustainable growth berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Sesuai latar belakang dimaksud dan tujuannya, acara workshop ini menghadirkan Ifki Sukarya, External Communication Manager dan Agus Mashud S. Asngari, CSR Operation Manager sebagai narasumber yang memiliki peran strategis dalam meneruskan kebijakan top management ke seluruh pekerja, baik yang bertugas di Kantor Pusat maupun di daerah. Selain itu dilakukan sharing session dari tiga area operasi Pertamina yang berhasil meraih PROPER Emas pada 2015 yang lalu, yakni: PGE Area Kamojang, PEP Asset 1 Field Rantau, dan PEP Asset 3 Field Subang. Diharapkan sharing pengalaman dalam membuat program terobosan dan inovasi, serta langkah-langkah penyusunan stategi Road to Gold PROPER yang diberikan, menjadi contoh bagi aset-aset APH lainnya.•DIT. HULU