JAKARTA - Memotret produksi minyak Pertamina EP (PEP) Asset 5 Bunyu Field sepanjang Triwulan (TW)-I/2018 bagaikan lagu nan merdu, menyejukkan hati para jawara, pegiat migas yang keringatnya terkuras di pulau sebelah timur laut Kalimantan Utara. Hal ini bukan sekedar ucap. Sebab, angka-angka yang tersaji tak kenal dusta. Ia mewartakan kabar, raihan produksi PEP Bunyu Field selama tiga bulan pertama tahun ini melebihi target Year to Date RKAP 2018, dengan produksi rata-rata per 31 Maret 2018 sebesar 4.242 barel minyak per hari (BOPD), atau 124% dari target (3.418 BOPD). Jumlah produksi minyak ini meningkat 44% dibanding periode yang sama di 2017 (2.936 BOPD). Produksi Bunyu terus meningkat, bahkan pada 11 April 2018 produksi Bunyu Field mencapai 5.015 BOPD.
Menurut Julfrinson Alfredo Sinaga, Bunyu Field Manager kontribusi terbesar produksi minyak dihasilkan dari kegiatan pengeboran, workover, dan well intervention. Sumur baru yang berhasil menyumbang produksi signifikan adalah sumur B-
180, B-181, B-178ST, B-176, dan B-179 dengan jumlah 1.340 BOPD dan gas 3 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara dari aktivitas workover dan well intervention yang memberikan tambahan produksi adalah BN-26, B-142, BN-51, B-153, dan B-146 total sebesar 1.090 BOPD. “Kendala yang dihadapi PEP Bunyu Field dalam upaya menggali produksi adalah laju penurunan alami produksi sumur yang tinggi serta volume kadar air yang terus meningkat,” imbuh Julfrinson.
Lebih lanjut, Julfrinson menyampaikan bahwa komunikasi dan koordinasi yang intens, baik di lingkup internal jajaran Bunyu Field maupun dengan fungsi EPT PEP Asset 5. Hal ini merupakan langkah-langkah taktis dalam menyukseskan upaya peningkatan produksi lewat kegiatan pengeboran, workover, dan well intervention supaya berjalan baik untuk merawat dan menjaga pertumbuhan produksi eksisting. Selain itu, satu hal yang sederhana dan tidak kalah penting adalah dukungan langsung manajemen. Hadirnya manajemen di lapangan membuat para pekerja frontliner merasakan adanya perhatian dan kebersamaan dalam mengatasi problema yang dihadapi. “Kondisi demikian akan meningkatkan semangat kerja. Manakala para pekerja dengan senang hati melaksanakan tugas-tugas di lapangan, maka hasil yang diharapkan semakin lancar mengalirnya,” terang Julfrinson.
Dalam upaya mencapai target RKAP 2018 sebesar 4.434 BOPD dan 8,27 MMSCFD, Bunyu Field akan melakukan pemboran sebanyak 18 sumur, workover 35 sumur, well service 20 sumur, dan well intervention 60 sumur. “Dalam April ini sebanyak 3 sumur sedang berjalan, yaitu pengeboran sumur-sumur B-1505, B-1704, dan B-1702,” pungkas Julfrinson.
Lapangan minyak pertama di pulau Bunyu ditemukan pada 1901 oleh Bataafsche Petroleum Maatschapij (BPM). Sebelum Perang Dunia ke-2 terdapat 16 sumur minyak di Pulau Bunyu yang dikelola oleh Nederlanche Indische Aardolie Maatchapij (NIAM), perusahaan patungan antara BPM dengan pemerintah Hindia Belanda. Pada 1993-1994 Lapangan Bunyu bersama dengan Lapangan Prabumulih dan Pendopo (Sumatera Selatan), serta Lapangan Jatibarang (Jawa Barat) sempat dioperasikan oleh PT. Ustraindo Petrogas atas ijin dan kuasa yang diberikan Pemerintah untuk mengelola lapangan-lapangan minyak tersebut. Namun, pasca 1994 WKP Bunyu dioperasikan kembali oleh PT Pertamina EP. Kini, WKP tersebut masuk dalam PEP asset 5 Bunyu Field.•DIT. HULU