Sharing Knowledge untuk Pengembangan PEPC

Sharing Knowledge untuk Pengembangan PEPC

Share Knowledge _PEPCJakarta – PEPC kem­bali menggelar sharing knowledge yang diadakan di ruang Banyu Urip Gedung Patra Jasa, pada (5/8). Tema yang dibahas adalah Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jam­baran-Tiung Biru (J-TB) dengan dua topik yang ber­beda.

 

Topik pertama bertajuk “Construction Management Plan By EPC-A” disampaikan oleh Jansen Viklos Howard dari fungsi Engineering. Dalam presentasinya, Jansen menjelaskan manajemen konstruksi adalah suatu proses untuk memastikan semua kegiatan konstruksi sesuai dengan data-data proyek yang dikelola secara efektif dan mencapai sasaran yang diinginkan, mulai dari tahap perencanaan/planning dan tahap pelaksanaan/exe­cution pekerjaan konstruksi di lapangan.

 

Menurutnya, dengan da­ta-data proyek yang sudah dimiliki, kemudian dilakukan proses perencanaan dan pe­laksanaan konstruksi, mulai dari studi awal hingga start up. Jansen juga mema­par­kan secara detil mengenai interface kerja konstruksi mulai dari project requirement sampai pada pre commisioning, commisioning, dan start up.

 

Proses kerja konstruksi pada pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap peren­canaan yang dilakukan di kantor pusat serta tahap pelaksanaan yang dikerjakan di lapangan.

 

Jansen meengingatkan,  hal penting yang harus diketa­hui dalam manajemen konstruksi, yaitu teknologi konstruksi, pengawasan proyek, jadwal konstruksi, anggaran pekerjaan kons­truksi, pengelolaan quality proyek, HSSE proyek, penge­lolaan risiko proyek, dan penanganan material proyek.

 

Topik kedua berjudul “Perubahan Design dan Spesifikasi Material Produced Water and Raw Water Pipeline untuk memperbaiki nilai keekonomian proyek gas Jambaran-Tiung Biru” yang dibawakan oleh Syahria Ali dan Andry Soetiawan, dari fungsi Engineering.

 

Syahria Ali mengatakan bahwa hingga saat ini nilai ke­ekonomian proyek Jambaran-Tiung Biru  perlu dilakukan beberapa perbaikan. Salah satunya, melalui engineering agar bisa menghemat cost, meningkatkan volume pro­duksi serta membuat harga jual gas menjadi lebih tinggi.

 

Syahria menjelaskan, original design POD produced water (JTB-BU) dan Raw Water Pipeline (BU-JTB) berbahan carbon steel, bagus dari sisi mekanikal. Carbon steel bisa tahan korosi namun dengan ekstra pelapisan, ekstra ketebalan dan coating, yang berdampak pada harga. Untuk itu dibutuhkan bahan jenis lain  yang memenuhi beberapa requirement. Diharapkan dengan adanya perubahan design dan spe­sifikasi material tersebut akan membuat penghematan CA­PEX & OPEX, instalasi lebih cepat dan risiko lebih kecil karena relatif lebih aman.

 

Sementara Andry Soetiawan, menguraikan metodologi atas perubahan design dan material produced water & raw water pipeline.Hasil dari metodologi yang telah dilakukan menyatakan, material yang bukan terbuat dari carbon steel memiliki banyak kelebihan. Materi yang direkomendasi adalah spoolable reinforced pipe dan unreinforced HDPE. Jika ini bisa terwujud, penghematan yang dilakukan bisa mencapai 5,2 juta dolar AS.•PEPC

Share this post