JAKARTA– Fungsi Treasury Direktorat Keuangan Pertamina bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Sharing Session Perkembangan terkini Investasi Pasar Modal, Pasar Modal Syariah dan Perbankan Syariah di Ruang Pertamax Lt. 21 Kantor Pusat Pertamina, Senin (31/10), yang diikuti oleh para pekerja di lingkungan Direktorat Keuangan baik di kantor Pusat maupun anak Perusahaan.
Hadir selaku narasumber yakni Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto, Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi, dan Deputi Direktur Pengembangan Produk dan Edukasi Departemen Perbankan Syariah OJK Setiawan Budi Utomo.
Dalam paparannya, VP Treasury Pertamina Narendra Wijayanto menjelaskan, acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan bagi pekerja Pertamina mengenai pasar modal baik konvensional maupun syariah, serta perbankan syariah sebagai perantara transaksi pasar modal tersebut.
“Jadi kita ingin mendapatkan masukan dari OJK selaku otoritas yang mengetahui secara betul perkembangan pasar modal ataupun perbankan syariah yang saat ini memang dikelola oleh OJK,” kata Narendra.
Narendra berharap ke depan Pertamina dapat berkontribusi pada perkembangan pasar modal melalui perbankan syariah di Indonesia yang saat ini masih memiliki market share sekitar 5% dari keseluruhan industri perbankan yang ada.
“Kita berharap ke depan Pertamina bisa memberikan kontribusi dalam perkembangan pasar modal atau perbankan Syariah. Tentunya dengan sinergi Anak Perusahaan untuk memanfaatkan pasar modal dan pasar uang ini secara lebih intensif,” jelas Narendra.
Narenda mengatakan Pertamina telah melakukan beberapa upaya seperti mengadakan sosialisasi perbankan syariah, membuat rekening simpanan, dan melakukan transaksi melalui bank syariah dalam mendukung perbankan syariah saat ini.
“Pertama, kita melakukan sosialisasi secara internal bersama Direktorat SDM mengenai perbankan syariah kepada individu-individu pekerja Pertamina. Kedua, secara korporasi kita mencoba untuk membuka rekening bank syariah, melakukan transaksi, dan juga menempatkan uang di bank syariah, serta juga beberapa perdagangan atau trade financing secara syariah,” pungkas Narendra.
Di sisi lain, Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi mengatakan, Pertamina sebagai prospek potensial investor dapat berkontribusi dari segi Pendanaan/Funding maupun Investasi syariah.
“Pertamina sangat potensial menjadi prospek bagi para investor di pasar modal syariah ini, bisa melalui saham, atau bisa juga melalui reksadana syariah. Sementara dari sisi pendanaan, Pertamina bisa mengambil peran dalam penerbitan sukuk,” jelas Fadilah.
Dalam perkembangan industri keuangan syariah, Fadilah meyatakan optimis pasar modal syariah akan tumbuh dengan cepat seiring dengan dibentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) oleh Presiden Jokowi untuk mempermudah koordinasi kebijakan industri keuangan syariah.
“Memang sekarang masih kecil, namun dari segi investor saya sudah melihat track record-nya baik untuk saham syariah maupun reksadana itu meningkatnya lebih dari 100% setiap tahun. Jadi, tahun 2012-2013, investor saham syariah itu masih di bawah 1.000, namun sekarang sudah 10.000-an lebih. Begitu pula reksadana syariah, waktu itu masih 33.000 investor sekarang sudah lebih dari 60.000, artinya kita melihat bahwa upaya-upaya regulator ada hasilnya,” tambah Fadilah.
Acara ini sendiri diisi dengan pembahasan mengenai update produk-produk pasar modal syariah dan produk perbankan syariah baik investasi maupun pendanaan/pinjaman, serta roadmap perkembangan pasar modal dan perbankan syariah di Indonesia.•Starfy