MUSI BANYUASIN - Sumber energi alternatif terus dicari dan dikembangkan untuk mengatasi ketersediaan minyak yang kian terbatas. Kandungan gas dalam batu bara yang biasa disebut Coal Bed Methane (CBM) menjadi salah satu energi alternatif pilihan. Alasannya, selain ramah lingkungan sumber energi ini juga tersimpan cukup melimpah di bumi Indonesia.
Karena itu, PT. Pertamina Hulu Energi Metana Suban I & II (PT. PHE Metana Suban I & II) memiliki komitmen tinggi untuk menjadi bagian dari solusi pengembangan energi alternatif CBM di Indonesia. Dalam waktu dekat PT. PHE Metana Suban I & II akan segera merealisasikan rencana eksplorasi CBM di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Kesiapan ini telah disampaikan GM PHE Metana Suban I & II Alfi Rusin, saat melakukan audiensi dengan Bupati Musi Banyuasin, H. Pahri Azhari beserta jajarananya, awal April lalu.
“Kami akan mendukung sepenuhnya aktifitas PT. PHE Metana Suban I & II dalam melakukan ekplorasi di Musi Banyuasin, terlebih CBM ini adalah energi alternatif yang diharapkan dapat bermanfaat dan mendukung perkembangan kabupaten Musi Banyuasin khususnya dan Sumatera Selatan umumnya” ucap H. Pahri Azhar.
Alfi menjelaskan, target tahun 2013, PT. PHE Metana Suban I & II melakukan pengeboran di 4 titik yang berada di kecamatan Babat Toman, 2 di Desa Toman dan 2 lainnya di Desa Kasmaran.
“Kami akan membantu PT PHE Metana Suban I & II dalam beroperasi di desa kami, dan kami berharap agar memperhatikan keterlibatan masyarakat di desa kami, sehingga akan saling menguntungkan” ujar Merayu Kepala Desa Toman, mengungkapkan harapannya.
Coal Bed Methane (CBM) atau yang sering juga disebut Gas Metana Batubara (GMB) adalah gas alam yang sebagian besar komponennya adalah metana yang terdapat di lapisan batu bara sebagai hasil proses kimia dan fisika.
Perbedaan antara CBM dengan gas konvensional adalah CBM berasosiasi dengan batu bara sebagai source rock dan reservoirnya sedangkan gas yang kita kenal selama ini diproduksikan dari reservoir pasir, gamping maupun rekahan batuan beku.
Indonesia termasuk 10 Negara di dunia yang mempunyai cadangan terbesar Batubara, dengan cadangan CBM sebesar 453.30 Tcf, yang tersebar dalam 11 basin.
3 Wilayah dengan potensi CBM terbesar di Indonensia yaitu Sumatera Selatan (183 Tcf), Barito (101.6 Tcf) dan Kutai (80,4 Tcf).
Sumatera selatan yang selama ini dikenal sebagai lumbung energi migas (minyak) ternyata menyimpan pula potensi CBM yang berlimpah bahkan yang terbesar di Indonesia, dan jika dikelola dengan baik tentu Potensi CBM akan mampu menjawab tantangan kekurangan energi di Indonesia umumnya, Sumatera Selatan & Kabupaten Musi Banyuasin khususnya, sehingga energi alternatif ini akan dapat diandalkan dalam beberapa tahun kedepan.