Sinergi Empat BUMN untuk Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Sinergi Empat BUMN untuk Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

X 2-mou 4 BumnJAKARTA – Bertempat di Executive Lounge, Kantor Pusat Pertamina, Senin (28/3) dilakukan penandatanganan nota kesepahaman sinergi Badan Usaha Milik Negara dalam pengembangan pem­bangkit listrik energi ter­barukan antara PT Perta­mina (Persero) dengan PT LEN Industri (Persero), PT Energy Management Indo­nesia (Persero) dan PT Sa­rana Multi Infrastruktur (Persero).

 

Penandatanganan dilaku­kan oleh Direktur Gas, Energi Baru & Terbarukan Pertamina, Yenni Andayani, Direktur Teknologi dan Produksi PT LEN Industri Darman Mappangara, Direktur Utama PT Energy Management In­donesia Aris Yunanto, Di­rektur Pengembangan Pro­yek & Advisory PT SMI Darwin Trisna Djajawinata dan disaksikan oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Ka­wasan dan Pariwisata Ke­menterian BUMN Edwin Hidayat Abdullah.

 

Penandatanganan ini untuk mengkaji pengem­bang­an pembangkit listrik energi terbarukan dengan modul tenaga surya yang setelah dilakukan kajian di­harapkan nantinya akan men­jadi sebuah project yang sesungguhnya dengan bersinergi empat BUMN.

 

Hal yang melatarbelakangi adalah dari hasil riset ter­lihat bahwa Indonesia me­­miliki potensi sinar ma­tahari sepanjang tahun di­bandingkan dengan negara-negara lain walaupun masih tergantung dengan lokasinya namun Indonesia lebih memiliki potensi lebih besar terpapar oleh sinar matahari.

 

Di samping itu, yang men­dorong pengkajian pe­ngembangan pembangkit listrik energi terbarukan de­ngan modul tenaga surya ini adalah komitmen pemerintah terhadap pembangunan 35 GW electricity dimana 25 persennya berasal dari renewable energy, yaitu 8,8 GW. Seperti yang di­sampaikan oleh Menteri ESDM Sudirman Said pada Bali Clean Energy Forum, di tahun 2020 pengembangan energi Solar PV ditargetkan mengalami pertumbuhan dengan cepat sekitar 5 GW.

 

“Tujuh tahun yang lalu kita lihat biaya investasi solar panel per-kwh sebesar US$ 5 juta-US$ 6 juta. Se­karang bisa lebih murah. Kami dukung penuh ke­giatan ini dan diharapkan perjanjian kerja samanya segera berlangsung dengan cepat dan segera pula dikomunikasikan de­ngan pihak PLN.  Jika ada hambatan terkait regulasi, kami juga akan dukung pe­nuh sehingga target 5 GW bisa tercapai,” demikian diung­kapkan oleh Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Ka­wasan dan Pariwisata Ke­menterian BUMN Edwin Hidayat Abdullah.

 

Sementara  Yenni Anda­­yani mengatakan, si­nergi ini akan menambah ka­pabilitas Pertamina dalam pengembangan energi baru terbarukan dan menjadi milestone bagi Pertamina untuk mengembangkan solar cell di seluruh Indonesia.

 

Yenni menjelaskan untuk langkah awal yang akan dilakukan adalah melakukan identifikasi area-area dimana bisa segera melakukan pengembangan solar cell. Selain itu juga segera me­lakukan pembicaraan de­ngan pihak PLN agar bisa pe­nandatanganan kerjasama dengan PLN.

 

“Diharapkan dalam jangka waktu 1-2 bulan ini kita bisa segera merealisasikan kerja sama dengan PLN. Karena ini adalah kunci agar bisa mengembangkan pro­yek. Selama ini jika kita membicarakan pengem­bang­an solar cell hanya dalam skala kecil. Mudah-mudahan, sekarang kita bisa punya beberapa project da­lam skala yang cukup sig­ni­fikan di beberapa lokasi,” jelas Yenni.•IRLI      

Share this post