Jakarta – Lima unit bisnis Pertamina yang beroperasi di kawasan Balongan – Jatibarang – Cemara, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat sepakat untuk bersinergi dalam antisipasi penanggulangan keadaan darurat yang terjadi di wilayah tersebut. Sinergi ini dituangkan dalam penandatanganan nota kesepakatan para General Manager dari setiap unit bisnis yang dilaksanakan di kantor Marketing Operation Region III, Jakarta, pada (2/9).
Kelima unit bisnis tersebut mencakup Asset 3 PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ, Operation East Region PT Pertamina Gas, Refinery Unit VI Balongan, dan Marketing Operation Region III. Melalui penandatanganan ini, para GM sepakat untuk bersama-sama mengembangkan SOP/STK Keadaan Darurat melalui Forum Diskusi dan Pelatihan Aspek HSE, menjalin kerja sama dalam bentuk latihan simulasi keadaan darurat bersama di wilayah Pertamina Balongan-Jatibarang-Cemara, serta mengembangkan konsep penanganan keadaan darurat (pre fire planning) untuk dipergunakan sebagai analisa kebutuhan personil dan fasilitas keadaan darurat.
Acara penandatanganan dibuka oleh GM Marketing Operaton Region III, Jumali dan disaksikan oleh VP HSSE Korporat, Djoko Susanto.
Jumali menuturkan, “Dalam rangka penanggulangan keadaan darurat, kita perlu mengantisipasi adanya keterbatasan kemampuan di setiap unit bisnis dalam hal sarana, fasilitas, serta personil. Dengan bersinergi, tentunya penjagaan aset-aset kita akan menjadi lebih efektif dan efisien, sesuai dengan semangat One Pertamina menuju World Class Energy Company.”
Sementara Djoko Susanto berpesan agar setiap unit bisnis senantiasa siap menanggulangi keadaan darurat, yang mencakup prosedur, personil, dan juga peralatan atau perlengkapan. Setiap General Manager diinstruksikan agar memiliki sense of leadership dengan pengecekan berkala untuk menguji kesiapan setiap unit bisnis terhadap kondisi darurat.
“Setiap saat kita harus siap untuk meminimalisasi risiko. Prosedur harus terus diuji. Setiap personil yang terlibat juga terus diperbarui sesuai perputaran pekerja. Setidaknya setahun sekali ada pelatihan keadaan darurat, baik berupa simulasi atau minimal berupa pelatihan table-top,” papar Djoko.•MORIII