JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melaksanakan penandatanganan perjanjian induk sinergi kerja sama bisnis dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, IV (Persero), di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, pada Senin (18/2/2019).
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bersama dengan Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, dan Direktur Utama Pelindo IV Farid Padang dengan disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno.
Nota kesepahaman tersebut membahas lebih dalam terkait pengelolaan pelabuhan yang selama ini dikelola Pertamina serta mengoptimalkan dan mendayagunakan aset pelabuhan Pelindo I, II, III dan IV untuk pendistribusian energi. Sehingga diharapkan dengan adanya kerja sama ini proses bisa menekan angka pengeluaran atau logistic cost melalui jalur laut.
Menteri BUMN Rini Soemarno berharap kesepakatan ini akan memudahkan Pertamina dalam menyalurkan BBM maupun produk lainnya ke seluruh wilayah di Tanah Air menjadi lebih efektif dan efisien, seperti program BBM Satu Harga.
Tidak hanya menekan logistic cost dan mempermudah proses distribusi BBM, Rini pun mengaku optimis melalui kerja sama ini akan mendorong pertumbuhan perekonomian seluruh wilayah di Indonesia.
"Inilah sinergi antar BUMN. Saya harapkan dengan demikian, BUMN semakin kuat, semakin tangguh dan tentunya perekonomian nasional lima tahun ke depan akan makin membaik," tukas Rini.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, sinergi BUMN ini dilaksanakan dalam rangka membangun kekuatan bisnis yang lebih kokoh, efektif dan efisien.
“Pelabuhan merupakan pintu gerbang bisnis dunia yang akan menggerakkan perekonomian nasional. Karena itu, Pertamina harus memastikan ketersediaan dan ketahanan energi di setiap pelabuhan seluruh Indonesia. Dengan kerja sama ini, distribusi energi di seluruh pelabuhan akan semakin efektif dan efisien,” ujar Nicke.
Khusus untuk kerja sama bisnis yang sifatnya quick win, imbuh Nicke, akan dilakukan dalam tiga lini bisnis, yakni penggunaan BBM di seluruh pelabuhan, penggunaan pelumas Pertamina serta pengembangan LNG Retail di Pelabuhan Benoa, Bali.
“Penggunaan BBM di kawasan pelabuhan yang dikelola Pelindo per tahun kurang lebih 360 Ribu KL. Sementara penggunaan pelumas kurang lebih 460 KL per tahun. Pertamina juga akan menindaklanjuti peningkatan kerja sama penggunaan dermaga, pelayanan pandu dan tunda,” imbuh Nicke.
Secara keseluruhan, kerja sama bisnis Pertamina – Pelindo ini meliputi 18 bidang. Yaitu, pengoperasian TBBM dan Gas di Belawan dan Kuala Tanjung, Pengoperasian Terminal Dumai, Pengembangan Water Front City Pekanbaru, Optimalisasi Pelabuhan Tanjung Intan, dan Pengembangan Dermaga Gospier.
Selain itu, Pertamina dan Pelindo juga sepakat untuk membangun Terminal LNG Teluk Lamong, Filing Station di Banjarmasin dan pengembangan Terminal Aspal Curah Cair di Benoa, Bali.
Di wilayah Indonesia Timur, kerja sama Pertamina – Pelindo dilakukan untuk penyediaan listrik dan gas di Makasar New Port, instalasi LNG di kawasan Industri Palu, Makassar, Bitung dan Morotai, penyediaan lahan untuk Terminal Aspal di Samarinda, Makassar, dan Bitung serta penyediaan lahan untuk Terminal LPG di Balikpapan, Maumere, Ternate, Sorong, Manokwari, dan Merauke. Sementara di Gorontalo, Pertamina akan membangun fasilitas FSRU.
“Kami berharap dukungan dari seluruh stakeholders agar kerja sama bisnis bisa berjalan dengan lancar. Semuanya untuk mewujudkan visi besar bersama membangun ketahanan dan kemandirian energi nasional sekaligus pemerataan energi untuk keadilan,” jelas Nicke.•STK/ft. KUN