LUWUK - Proses produksi di bidang hulu yang rumit serta investasi perusahaan pada teknologi tinggi khususnya pengelolaan gas bumi di Donggi Matindok Field menjadi salah satu tujuan dalam kunjungan SKK Migas dan Kementerian Keuangan. Donggi Matindok Field Manager Andry Sehang menyambut rombongan di Central Processing Plant (CPP) Matindok dengan memaparkan tentang proses bisnis yang dilakukan.
“Di sini terdapat dua CPP yaitu Donggi dengan kapasitas 60 MMscfd dan Matindok 65 MMscfd, sementara DSLNG sebagai konsumen utama kami pasok sebanyak 85-95 mmscfd,” jelasnya.
Selanjutnya, rombongan diajak untuk meninjau fasilitas produksi dan control room.
Vice President Lingkungan Deputi Operasi Sapta Nugraha menyampaikan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh Donggi Matindok Field. “Jika di KKKS lain kita berkeliling menggunakan kendaraan khusus, tapi disini kami bisa berjalan dan melihat langsung, tentunya setelah mendapatkan safety briefing dan menggunakan APD sesuai standar keamanan,” ujar Sapta.
Sementara itu, Isus Setyaningsih, Kepala Sub Direktorat Penyusunan Rencana Anggaran dan Laporan Keuangan BUN BSL, Ditpolhuhankam, dan BA BUN mengungkapkan kegembiraannya dapat mengunjungi dan mengetahui proses bisnis yang dilakukan.
“Sebagai stakeholders awam, kami mendapatkan tambahan informasi yang berharga, bahwa uang yang dikeluarkan negara telah dimanfaatkan secara maksimal untuk investasi plant ini,” pungkasnya.
Donggi Matindok Field adalah lapangan muda milik Pertamina EP yang sampai dengan Juli 2018 telah mencapai produksi gas rata-rata 93.74 MMscfd atau 108% target RKAP dan produksi kondensat rata-rata 887 bcpd atau 112% di atas target. Field ini terus menggenjot produksi hingga akhir tahun dengan proyeksi produksi gas rata-rata 94.09 MMscfd dan produksi kondensat rata-rata 893 bcpd.•PEP