JAKARTA - Kementerian BUMN menyelenggarakan Sosialisasi Holding BUMN Migas bagi seluruh pekerja Pertamina dan Anak Perusahaan di Ballroom Mezzanine Kantor Pusat Pertamina, Kamis (8/12).
Acara turut dihadiri Dewan Komisaris Pertamina, jajaran Direksi Pertamina dan Anak Perusahaan, serta pekerja di lingkungan Kantor Pusat Pertamina dan seluruh Unit Daerah Pertamina yang mengikuti video conference.
Pembicara sosialisasi ini adalah Deputi Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha BUMN Aloysius K. Ro, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Gas Yenni Andayani, serta Kepala Subdirektorat Kekayaan Negara Dipisahkan III Afwan Fauzi, yang membahas dan berdiskusi mengenai manfaat holding migas untuk memberikan ketersediaan gas dengan harga yang lebih murah bagi masyarakat.
Deputi Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha BUMN Aloysius K. Ro menjelaskan, proyeksi Indonesia menjadi 7th largest economy di dunia pada tahun 2030 mendorong Pertamina selaku pemilik kepentingan startegis bersinergi menguatkan diri bersama BUMN yang lain.
“Sinergi yang paling sederhana adalah pembelian produk antar perusahaan yang biasa terjadi. Sementara sinergi yang paling kompleks adalah konsolidasi. Misalnya, Semen Indonesia yang akhirnya menjadi satu bentuk Strategic Holding,” jelasnya.
Aloysius menambahkan, Kementerian BUMN akan terus mendorong sinergi sektoral di BUMN hingga tahun depan, khususnya holding migas sebagai salah satu yang harus diutamakan karena konsumsi migas yang terus meningkat.
“Proyeksi kebutuhan migas meningkat lima kali pada 2050. Kalau kita tidak bersatu, kita akan lack of resources dan mungkin menjadi single nett importer gas,” tegas Aloysius.
Terkait sinergi Pertamina dan PGN, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengharapkan kedua belah pihak ke depannya bersama-sama dapat melakukan pembangunan infrastruktur yang tidak tumpang tindih, meningkatkan pemanfaatan gas dengan fasilitas bersama, menciptakan harga gas yang lebih terjangkau untuk konsumen, dan mendorong monetisasi gas lapangan dan LNG.
“Oleh karenanya, diperlukan sinergi sebagai jalan untuk meningkatkan suplai gas domestik, efektivitas dan efisiensi distribusi gas, optimalisasi infrakstruktur gas, dan meningkatkan kapasitas investasi,” tambah Edwin.
Sementara Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani menyampaikan, sebenarnya holding Migas adalah transformasi gas di Indonesia melalui sinergi dalam hal pendapatan, capital expenditure, pasar bisnis, dan faktor bisnis lain yang lebih baik dan menguntungkan.
“PGN memiliki kekuatan di distribution line, sementara Pertamina kelebihannya di transmission lineyang lebih panjang dan memiliki kelebihan di Hulu yakni untuk mengadakan LNG. Ini potensi untuk disinergikan,” ujarnya.
Acara ini dilaksanakan sebagai upaya menyamakan presepsi antar seluruh pemangku kepentingan dan pekerja Pertamina mengenai holding BUMN Migas yang melibatkan PGN.•Starfy