Jakarta -Direktorat Keuangan Pertamina mengadakan Sosialisasi Perbankan Syariah, di Kantor Pusat Pertamina, pada (28/9). Acara dikemas dalam bentuk talkshow yang menghadirkan dua pembicara, yaitu anggota Dewan Pengawas Bank Syariah Mandiri Ustadz Muhammad Syafii Antonio dan Consumer and Hajj Group Head Bank Syariah Mandiri Jeffry Prayana. Talkshow dipandu Vice President Treasury Pertamina Narendra Widjajanto.
Syafii Antonio pada kesempatan pertama membahas mengapa perlu ada ekonomi syariah. Menurutnya syariah merupakan kewajiban setiap individu untuk memenuhi tuntunan agamanya, mengingat semua agama samawi mengandung unsur syariah. Dengan kata lain, tidak boleh membungakan uang dan tidak boleh meribakan. Ekonomi syariah juga merupakan kewajiban bisnis karena menganut risk and profit sharing. Syariah juga berarti halal yang berarti berkah dan menghindari yang haram, dimana ada konsep bekerja (usaha) untuk mendapatkan penghasilan dan semangat bekerja harus seimbang dengan nilai keimanan.
“Syariah itu pro UKM (Usaha Kecil dan Menengah), membantu para UKM dengan soft loan, seakan-akan berzakat dengan cara komersil,” papar Syafii. Dijelaskan juga, prinsip dalam bertransaksi syariah antara lain jelas transaksinya, tanpa unsur judi dan bunga.
Sementara itu, Narendra menambahkan syariah adalah big business opportunity. Karena saat ini ekonomi konvensional pun mengalami tingkat bunga negatif (negative interest rate), sehingga tidak selalu harus mendapatkan hasil yang positif. Kondisi seperti ini sama seperti ekonomi syariah yang menganut risk and profit sharing. Dengan kata lain, ekonomi syariah merupakan alternatif pilihan dalam berbisnis, mengingat bisnis konvensional tidak selalu untung. Dan ini diharapkan akan menjadi trendsetter dalam waktu singkat.
Sedangkan Jeffry di bagian akhir menyebutkan produk-produk yang berkaitan dengan bisnis syariah. Secara umum, produk-produk di bank konvensional juga ada di bank syariah, namun ada beberapa produk yang hanya ada di bank syariah saja. Sebab prinsip bank syariah, pertama-tama dibangun di atas prinsip bisnis yang halal.
Diskusi dilanjutkan dengan tanya jawab terutama yang dimaksudkan dengan konsep bagi hasil. Sedangkan kritik terhadap bank syariah ialah pelayanannya yang kurang berorientasi pada pelanggan.•URIP