Stakeholder Meeting menuju Kolaborasi Berkelanjutan

Stakeholder Meeting menuju Kolaborasi Berkelanjutan

15-stakeholder MeetingSORONG – Pembangunan Provinsi Papua Barat tidak dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri. Pem­bangunan menuntut kola­borasi yang berkelanjutan antar pemangku ke­pentingan. Langkah awal untuk membangun kola­borasi adalah dengan mela­kukan pemetaan di masyarakat. Melalui pemetaan dalam ke­giatan sosial maupun pembangunan di daerah akan turut membantu perusahaan untuk menentukan dengan sia­pa dan bagaimana kerja sama akan dilakukan.

 

Dalam rangka melakukan identifikasi terhadap para pemangku kepentingan, Joint Operating Body Per­tamina – PetroChina Salawati (JOB P-PS) bersama de­ngan SKK Migas Papua Ma­luku menyelenggarakan Stakeholder Meeting dengan tema “Menemukenali Pe­mangku Kepentingan Peru­sahaan menuju Kolaborasi Berkelanjutan” pada Selasa, 23 Agustus 2016, di Sorong.

 

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap para pemangku ke­pentingan di wilayah Kabupaten Sorong dan Ka­bupaten Raja Ampat secara khusus yang berkepentingan terhadap sektor minyak dan gas;  mendapatkan deskripsi mengenai posisi dan peranan sosial para pe­mangku kepentingan ; mela­kukan analisa pemangku ke­pentingan berbasis power dan interest; serta mengetahui berbagai bentuk mekanisme pengambilan keputusan di masyarakat dan efektivitasnya.

 

Stakeholder Meeting diikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari LSM lokal di Sorong, SKPD Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong, akademisi perguruan tinggi di Kota Sorong, media massa lokal di Kota Sorong, Public Relations JOB PPS, dan SKK Migas Papua Maluku.

 

Kegiatan tersebut dilaku­kan melalui pendekatan partisipatoris dan curah gagasan dari seluruh peserta. Pendekatan ini memberikan kesempatan yang sama ba­gi setiap peserta dalam mengutarakan gagasannya sesuai dengan apa yang dialami dan dijumpainya dalam aktivitas keseharian di lapangan. Demi semakin efektif dan mendapatkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan, stakeholder meeting ini meng­gunakan metode di­namika kelompok yang di­pan­du oleh seorang fa­silitator.

 

Dalam sambutannya, Humas SKK Migas Papua dan Maluku Otniel Wafom menyatakan sebagai Kon­traktor Kontrak Kerjasama (K3S), JOB P-PS merasa perlu untuk terus membangun komunikasi yang baik dengan para pemangku kepentingan perusahaan dalam berbagai aspek baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya di wilayah kerjanya.  Sangat penting bagi JOB P-PS untuk mendapatkan masukan dari para pemangku ke­pentingan industri hulu mi­gas di wilayah Sorong agar operasi perusahaan da­pat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

 

“Kerja sama dan si­nergi yang baik antar pe­mangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan industri hulu migas di wilayah So­rong. SKK Migas dan KKKS terus mengharapkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat”, tegas Otniel Wafom.

 

Sementara itu, Public Relations JOB P-PS, Sonratho Marola menyatakan kontrak JOB P-PS akan berakhir pada tahun 2020. Kegiatan ini adalah rangkaian dari proses menuju ke akhir kontrak. JOB P-PS berharap mendapatkan saran dan masukan dari para pemangku kepentingan, secara khusus dalam isu lingkungan.•JOB P-PS

Share this post