Stuck Pipe Prevention Campaign: Strategi Efisiensi Pengeboran

17  SPPC PGE b

JAKARTA - Pengeboran merupakan kegiatan pamungkas dalam bisnis hulu migas dan panas bumi untuk membuktikan potensi cadangan yang tersimpan dalam perut bumi. Program tersebut  sarat dengan aspek 3H, yakni: high cost, high risk, and high tecnology. Oleh karena itu, setiap skenario eksekusi program pengebor­an harus dipersiap­kan dengan sebaik-baiknya, termasuk penanggulangan kendala-kendala yang berpotensi menimbulkan Non Productive Time (NPT). NPT adalah musuh utama dalam program pengeboran, sebagaian besar keterlambatan deadline program pengeboran dikarenakan oleh tingginya NPT. “Dalam pengeboran setiap menit keterlambatan adalah pembengkakan biaya. Hal ini yang wajib dihindari, khususnya dalam kondisi anggaran kegiatan pengeboran ditekan serendah mungkin akibat efisiensi di segala lini yang sedang dijalankan perusahaan,” kata Ali Mundakir, Direktur Operasi PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) saat ditemui (20/10/2017).

 

Lebih jauh Ali men­jelas­kan, salah satu penyebab NPT yang paling sering dialami adalah stuck pipe atau pipa terjepit. Buktinya pada 2015 lalu PGE, anak perusahaan bisnis hulu (APH) PT Pertamina (Persero) yang diamanahi untuk mengelola sumber daya panas bumi di Indonesia, mengalami NPT akibat stuck pipe sebanyak 1.729 jam (20 sumur) atau sekitar 56 persen dari total NPT PGE. Hal ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan APH lain. “Dalam upaya mengurangi jumlah NPT tersebut, PGE berkolaborasi dengan Upstream Technology Center (UTC) selaku center of excellent Direktorat Hulu serta problem solving teknologi yang dibutuhkan anak perusahaan, tidak hanya di PGE tetapi juga APH, lainnya,” imbuh Ali. Dari analisa yang telah dilakukan oleh PGE dan UTC, selain akibat dari masalah teknis seperti hole cleaning yang kurang baik, mud properties yang tidak sesuai design, reactive formation, dan geomechanic issue ada juga human factor di dalamnya. Melihat kondisi ini tentu management PGE harus berbuat sesuatu, salah satunya adalah dengan membuat serangkaian kampanye pencegahan stuck pipe besarta pelatihan pencegahannya pada 2016 lalu.

 

“Tujuannya adalah menumbuhkan awareness bagi seluruh crew pengeboran, sehingga semuanya waspada akan potensi terjadinya stuck pipe, dan Alhamdulillah setelah dijalankanya Stuck Pipe Prevention Campaign (SPPC) di beberapa proyek pengeboran PGE jumlah NPT berkurang signifikan,” jelas Ali mengutarakan keberhasilan program dimaksud. Menurut Ali pada 2015, NPT PGE mencapai 1.729 jam dengan estimasi kerugian sebesar US$ 7.206.000. Namun, setelah dilakukan SPPC terjadi penurunan NPT yang cukup drastis yakni hanya 717 jam (US$ 2.988.000) untuk 14 sumur pada 2016, dan 146 jam pada 2017 (Tw.2) untuk 6 sumur (US$ 608.000).•PGE

Share this post