Jakarta – PT Sucofindo, kunjungi kantor pusat Pertamina pada Rabu (16/1), dalam rangka bechmark impelemtasi Good Corporate Governance (GCG) di Pertamina. Kedatangan rombongan PT Sucofindo disambut langsung oleh Corporate Secretary Pertamina, Nursatyo Argo beserta tim dari Compliance.
Rombongan yang datang terdiri dari Direktur Utama Sucofindo, Arief Safari beserta tim Sistem Manajemen, GCG dan Resiko (SGR) Sucofindo. Dalam sambutanya Arief Safari mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan sebentuk upaya Sucofindo dalam membangun sistem yang baik melalui GCG untuk menjaga integritas, kepercayaan dengan menjadi independent dan berintegritas yang tinggi. Ia juga mengungkapkan bahwa berdasarkan temuan di lapangan, divisi Sistem Manajemen, GCG dan Resiko Sucofindo mengungkapkan bahwa impementasi GCG di Pertamina itu sangat baik.
Penerapan GCG di Sucofindo sudah bergulir sejak tahun 1999, dan divisi yang menangani GCG sendiri baru dibentuk April tahun lalu. Namun dalam perkembangannya tidak berlangsung mulus. “Masih banyak yang harus kami perbaiki, kami mendengar di pelaksanaan GCG di Pertamina sangat baik, IRM Majority nya baik, apalagi dengan diterapkan di semua holding,” ungkap Kepala Divisi Sistem Manajemen, GCG dan Resiko (SGR) Sucofindo, Bangkit Andriawan yang juga hadir dalam kesempatan tersebut.
Terkait dengan itu Corporate Secretary Pertamina Nursatyo Argo mengatakan bahwa GCG merupakan hal yang sangat penting bukan hanya untuk perusahaan tapi juga untuk negara. “Kami di Pertamina sangat concern akan GCG, dan itu sudah kami mulai sejak tahun 2003, sampai akhirnya dibentuk Fungsinya sendiri, Fungsi Compliance,” imbuhnya.
Pertamina membentuk Fungsi Manajemen GCG dan Komite GCG dibentuk pada tanggal 16 Januari 2006, berdasarkan Surat Dewan Komisaris Nomor 10/k/DK/2006. Pada tahun 2009 kemudian Fungsi ini berubah menjadi Fungsi Compliance.
Dibawah Fungsi dan managemennya, penerapan program GCG terus dikembangkan di Pertamina melalui berbagai spektrum implementasi, seperti Whistle Blowing System (WBS) dan Compliance Online System.
WBS merupakan upaya preventif, dimana ada suatu sistem yang memberikan sarana untuk para insan Pertamina untuk membantu membuat pengaduan mengenai unethetical behavior (perilaku tidak etis) secara anonim, rahasia, dan independent. “WBS berperan membuka prakti-praktik keurangan karena adanya pengabaian kontrol internal yang ada. Selain itu ia juga memberikan informasi penyimpangan substantif walaupun internal kontrol yanga da tidak dilanggar,” kata Corporate Secretary Pertamina Nursatyo Argo.
Penerapan GCG di Pertamina juga berhasil menuai sejumlah pengahargaan seperti posisi pertama pada Studi Prakasa Anti Korupsi oleh KPK 2011, Most Trusted Company 2011 dari majalah SWA dan CGPI, dan Runner Up Inovasi GCG BUMN 2012 dari Kementrian BUMN. Pertamina dikenal sebagai pelopor GCG di BUMN.
Acara kunjungan tersebut diisi dengan pemaparan materi pelaksanaan program GCG di Pertamina oleh Manager Compliance Pertamina Mindaryoko. Setelah itu acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara Fungsi Compliance Pertamina dengan SGR Sucofindo. (SHA)