Sukses Bina UMKM, Badak LNG Raih Predikat Tertinggi di Ajang ISDA 2018

JAKARTA  - Peran dan konsistensi CSR Badak LNG di bidang Community Development kepada masyarakat Bontang dalam mengembangkan ekonomi, sosial maupun kreativitas masyarakat kembali mendapat apresiasi di tingkat nasional. Melalui pengembangan UMKM Kota Bontang yaitu Saputra Snack, Bontang Kuala Ecotourism dan Laskar Pesisir, Badak LNG meraih prestasi tertinggi di ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2018. 

Penghargaan tersebut diterima Director & COO Badak LNG, Gitut Yuliaskar pada malam penganugerahan yang berlangsung di Hotel JS Luwansa, Jakarta, (6/9/2018). Predikat tertinggi atau Platinum berhasil diraih mitra binaan perusahaan yaitu UMKM Saputra Snack. Sementara BK Ecotourism mampu meraih predikat Gold dan Program Laskar Pesisir berhasil membawa predikat Silver.

Sejak bergabungnya Kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Saputra Snack sebagai mitra binaan pada 2012 lalu, usaha ini mampu menghasilkan berbagai produk olahan hasil perikanan berkualitas. Beranggotakan sebanyak 8 orang, Saputra Snack berhasil menciptakan produk perikanan seperti es krim kepiting, es krim rumput laut, roti gembong rumput laut, sirup rumput laut,  kulit bandeng krispy, teri krispy, empek-empek, stik rumput laut, blackforess ikan, dan keripik ikan bawis yang menjadi produk unggulannya.

Pengembangan UMKM menjadi fokus Badak LNG melakukan pembinaan. Meski hanya produk oleh-oleh khas daerah, Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) terus diupayakan membuat produk berkualitas dengan target pasar nasional. Dengan pemasaran berbasis online, peminat produk keripik bawis misalnya, mampu merambah ke beberapa daerah di luar Kota Bontang.

Pembinaan yang dilakukan Badak LNG juga berdampak pada kepedulian kelompok usaha ini terhadap lingkungan. Limbah minyak sisa penggorengan beberapa produk terus diupayakan agar tidak mencemari lingkungan di sekitar. Bahkan, limbah yang berasal dari ikan juga mampu dimanfaatkan sebagai bahan untuk menyuburkan tanaman.

Adapun Bontang Kuala Ecotourism merupakan program ekowisata yang dengan menawarkan jasa wisata Bontang Kuala (Susur Sungai Belanda, Pulau Segajah dan Snorkling), Floating Homestay hingga pembuatan transplantasi terumbu karang. 

Digerakkan kelompok Maskapei, program yang diresmikan sejak tahun 2016 ini telah melibatkan sebanyak 24 orang warga pesisir. Kelompok usaha ini berhasil mengelola aset senilai Rp 419 Juta (mencakup bangunan, BKIC, peralatan snorkling, kapal dsb, Red) dengan tingkat pengunjung di tahun 2017 mencapai 2.164 orang.

Sementara program Laskar Pesisir memiliki fokus melatih guru-guru yang mengajar di daerah pesisir. Pelatihan yang diberikan Badak LNG kepada tenaga pengajar ini mencakup manajemen mengajar, metode mengajar, dan pendalaman materi khusus mata pelajaran Bahasa Inggris yang kerjasama dengan lembaga pendidikan ELTIS Surabaya Training Team.  

Selain itu, program ini turut memfasilitasi murid-murid tingkat SD yang bersekolah di daerah pesisir dalam persiapan Ujian Nasional (UN). Mereka diberikan fasilitas menginap di perumahan PC Badak LNG untuk mempermudah akses saat ujian berlangsung di Bontang. Sehingga, tidak bolak-balik dari tempat tinggalnya yang berasal dari pulau-pulau di sekitar Bontang seperti Pulau Selangan, Tihi-tihi dan Malahing.

"Badak LNG terus berupaya melaksanakan keberlanjutan berbagai program Community Development dengan tujuan meningkatkan perekonomian maupun kreativitas masyarakat Bontang khususnya di sekitar perusahaan," ucap Gitut.*BADAK LNG

Share this post