SANGASANGA – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, mempunyai tugas mencari sumber miyak dan gas untuk mendukung ketahanan energi nasional. Sebagai salah satu KKKS yang mempunyai wilayah kerja terluas di Indonesia dan lapangan yang mature menjadi salah satu tantangan Pertamina EP untuk terus meningkatkan produksi.
Salah satunya adalah lapangan Sangasanga Field. Field yang berada di bawah pengawasan Asset 5 ini mampu menghasilkan produksi sebesaR 5.986 BOPD untuk minyak dan 2,1435 MMSCFD untuk gas. Sangasanga Field juga mempunyai tonggak sejarah bagi Kutai Kartanegara, yaitu melalui sumur Louise 1 yang dianggap sebagai warisan sejarah masa lampau. Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi meresmikan situs sejarah Sumur Louise 1 di Wilayah Kerja PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field, Senin (27/01).
Didampingi oleh Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, Sangasanga Field Manager Jemy Oktavianto dan manajemen Sangasanga Field, Hadi Mulyadi melakukan pemotongan pita merah putih yang menandai peresmian tersebut.
Hadi Mulyadi, Wakil Gubernur Kalimantan Timur berterima kasih kepada Pertamina EP Sangasanga Field karena telah melestarikan Sumur Louise 1 tersebut. Hadi juga berharap jika Sumur Louise 1 ini dapat menjadi obyek wisata sejarah di Sangasanga.
“Kita ucapkan terima kasih kepada Pertamina yang telah melestarikan situs sejarah ini. Diharapkan dikembangkan jadi obyek wisata, selain Museum Perjuangan Sangasanga juga ada situs sejarah sumur minyak pertama di Sangasanga”, harap Hadi Mulyadi.
Selaras dengan harapan Hadi Mulyadi, Edi Damansyah, Bupati Kutai Kartanegara pun berharap Sumur Louise 1 dapat dijadikan sebaga obyek wisata baru di Sangasanga.
“Situs ini juga dapat dijadikan obyek wisata sejarah yang harus diketahui masyarakat luas, sebagai bagian dari perjuangan pahlawan Merah Putih mempertahankan kemerdekaan di Sangasanga”, ujar Edi.
Sangasanga Field Manager, Jemy Oktavianto pun menyambut baik langkah pemerintah untuk melestarikan peninggalan sejarah tersebut.
Diketahui keberadaan Sumur Louise 1 tidak dapat terlepas dari sejarah Kota Minyak Sangasanga. Berawal dari penelitian insinyur pertambangan Belanda Ir. Jacobus Hubertus Menten yang melakukan penelitian di Sangasanga pada tahun 1888 dan menemukan sumber minyak di Sangasanga. Pada Januari 1897, sumur minyak pertama Louise 1 mulai dibor. Dan pada Februari 1897, Sumur Louise 1 pertama kali memproduksi minyak dengan produksi awal 88 BOPD.*PEP