Suplai Avtur dengan Kapal MR, Potensi Pendapatan Pertamina Naik Hingga US$ 3.96 Juta

DUMAI – Setelah inovasi pengiriman Solar menggunakan kapal Medium Range berhasil dijalankan mulai Mei lalu, kini Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai kembali menerapkan inovasi tersebut untuk suplai Avtur.  Launching penggunaan perdana Kapal Medium Range (MR) ini dilaksanakan di halaman kantor Oil Movement Kilang RU II Dumai, Senin (29/7).  

Kegiatan dipimpin General Manager Pertamina RU II Dumai M. Dharmariza dan dihadiri pula oleh Kapten Kapal MR Sei Pakning Muhammad Mustofa Eli serta  Operation Head Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Sultan Syarif Kasim II Andreas Tumansery

Dharmariza menjelaskan,  inovasi ini masih sejalan dengan program peningkatan loading rate atau kecepatan pompa dalam memompa BBM dari tangki yang berada di darat menuju kapal yang diluncurkan Februari lalu. Jika sebelumnya yang dikembangkan adalah sistem penyaluran dari kilang menuju kapal, kini inovasi dilakukan dengan mengganti jenis kapal.

"Mei lalu, kami berhasil mengubah penggunaan kapal tipe MR berkapasitas 25.000-45.000 dwt menjadi kapal Large Range (LR) dengan kapasitas muatan 80.000-125.000 dwt untuk supply produk Solar. Kali ini penggantian dilakukan untuk supply produk Avtur dari penggunaan kapal tipe Small Tanker II dengan muatan 3.500-6.500 dwt menjadi kapal MR berkapasitas 25.000-45.000 dwt," jelasnya.

 

Saat ini produksi Avtur di Kilang RU II Dumai rata-rata 216 ribu barel (MB) per bulan sehingga dibutuhkan lima kapal Small Tanker II. Dengan sistem baru, Pertamina cukup mendatangkan satu kapal MR per bulan yang dapat mengangkut produk Avtur sebanyak 214 MB. "Dengan demikian occupancy jetty yang sebelumnya berkisar di persentase 85 - 95% dapat ditekan dengan penurunan hingga 15%," ungkap Dharmariza.

 

Lebih lanjut Dharmariza menjelaskan, penggantian kapal pengangkut produk dengan muatan yang lebih besar ini otomatis berimbas kepada berbagai aspek lainnya. Selain occupancy jetty yang menurun sehingga dapat dioptimalkan untuk kegiatan operasional lainnya, beberapa keuntungan lain dapat diperoleh Kilang RU II diantaranya, ketersediaan waktu maintenance rutin, peningkatan kemampuan produksi Avtur di Kilang RU II hingga peningkatan ketahanan produksi.

 

Terkait dengan kemampuan produksi Avtur. Jika sebelumnya Kilang RU II dapat memproduksi sekitar 170 MB avtur per bulannya, dengan adanya tambahan ruang kosong di tangki penyimpanan (ullage), kini RU II dapat menggenjot produksi Avtur hingga 220 MB, bahkan dapat berpotensi untuk ditingkatkan sampai dengan angka 300 MB apabila sistem baru ini telah rutin dijalankan. 

Angka ini tentunya berpengaruh signifikan bagi ketersediaan BBM bagi industri aviasi Indonesia dan meningkatkan potensi pendapatan Pertamina hingga US$ 3.96 juta per tahunnya.

 

“Sepanjang tahun 2019, telah banyak inovasi yang dilakukan oleh Pertamina RU II. Mulai supply Solar dengan kapal LR, pemanfaatan gas eksternal untuk operasional kilang hingga pelaksanaan co-processing RBDPO yang sempat dikunjungi oleh Menteri Riset dan Teknologi pada Mei lalu. Semua ini kami lakukan untuk mewujudkan Kilang Pertamina Dumai menjadi Kilang yang berdaya saing tinggi dan mengedepankan penghematan di berbagai lini,” pungkas Dharmariza.*RU II

Share this post