JAKARTA - Sebagai bukti keseriusan perusahaan menangani dampak musibah Anjungan Lepas Pantai YYA, Pertamina terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait agar proses penanggulangan dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu pada konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, pada Kamis (8/8).
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua stakeholders yang selama ini membantu kami dengan sepenuhnya dalam penanganan musibah ini. Untuk Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Dalam Negeri, TNI dan Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) lainnya," ujarnya.
Selain itu, Dharmawan juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah, gubernur, bupati, hingga forum komunikasi pimpinan daerah, serta perangkat desa dan tokoh masyarakat dan rekan-rekan media, serta seluruh masyarakat Indonesia yang telah mendukung kami. "Dukungan ini sangat berarti sekali karena memperlancar penanganan musibah di sekitar anjungan lepas pantai YYA," imbuh Dharmawan.
Dirinya juga menegaskan bahwa Pertamina sebagai BUMN yang kredibel, berkomitmen tinggi dan sangat serius dalam upaya penanggulangan dari peristiwa yang terjadi di sumur YYA1.
"Pertamina melakukan upaya restorasi lingkungan dengan melibatkan seluruh sumber daya termasuk bantuan eksternal yang memiliki kapabilitas, kompetensi dan pengalaman untuk menangani hal yang serupa," jelas Dharmawan.
Menurutnya, Pertamina berupaya maksimal menangani maslah di offshore dengan strategi terbaik sehingga dapat meminimalisasi dampak di onshore dan shoreline.
Hal senada disampaikan Direktur Utama PHE yakni Meidawati. Ia juga berharap kejadian di offshore cepat tertangani sehingga dapat melakukan recovery ke tahap-tahap selanjutnya.
"Kami menyadari dampak kejadian ini cukup panjang. Oleh karena itu kami membuat roadmap penanganan secara mendetil. Pertama, tahap penanggulangan ini kita harapkan selesai sampai dengan September 2019, tahap pemulihan berupa program CSR berbasis lingkungan hingga Maret 2020. Program tersebut akan dilanjutkan dengan program-program CSR rutin hingga restorasi lingkungan kembali seperti sedia," papar Meidawati.
Meidawati menegaskan, Pertamina akan tetap bertanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan.*HM